Kabar Baik, Rupiah Tak Melemah Meski BI Pangkas Suku Bunga

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 February 2021 16:24
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Salah satu penyebab rupiah masih tetap kuat yakni dolar AS yang kembali goyang setelah rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Dalam notula tersebut, kembali ditegaskan penguaran nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) atau yang dikenal dengan nama "tapering", belum akan dilakukan di tahun ini.

Tapering merupakan salah satu hal yang ditakutkan, sebab berkaca dari pengalaman sebelumnya memicu penguatan dolar AS.

Dalam notula tersebut, The Fed juga melihat pemulihan ekonomi AS masih berjalan lambat, sehingga kebijakan moneter ultra longgar masih akan dipertahankan dalam waktu yang cukup lama. Artinya suku bunga <0,25% serta QE senilai US$ 120 miliar per bulan akan dipertahankan dalam waktu yang cukup lama.

Setelah mengalami kontraksi 5% di tiga bulan pertama 2020, produk domestik bruto (PDB) di kuartal II-2020 malah ambrol hingga 31,4% secara quarterly annualized atau kuartalan yang disetahunkan (dikali 4). Kontraksi tersebut menjadi yang paling parah sepanjang sejarah AS. Dengan kontraksi yang terjadi dalam dua kuartal beruntun, artinya Negeri Adikuasa mengalami resesi.

Perekonomian AS memang bangkit di kuartal III-2020, melesat 33,4%, tetapi tingginya PDB tersebut lebih karena low base effect dari kuartal sebelumnya. Terbukti, di kuartal IV-2020 PDB AS hanya tumbuh 4%.

"Para anggota dewan melihat kondisi ekonomi masih jauh dari target jangka panjang dan kebijakan moneter masih akan akomodatif sampai target tersebut tercapai," isi notula tersebut, sebagaimana dilansir CNBC International.

"Akibatnya, para anggota dawn mendukung kebijakan saat ini dan panduan dasar untuk suku bunga (federal funds rate/FFR) dan nilai program pembelian aset".

The Fed menetapkan target rata-rata inflasi sebesar 2%, dan pasar tenaga kerja mencapai full employment, sebelum mulai merubah kebijakannnya.

Saat ini, inflasi di AS berada di level 1,3%, sementara tingkat pengangguran di bulan Januari berada di level 6,3%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular