
Joss! Cuan 10 Saham Ini Gilak Kemarin, Yah Telat Masuk deh

Berikut 10 saham top gainers di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan kemarin.
10 Top Gainers Rabu (17/2)
1. Bank Artha Graha (INPC), saham +35% Rp 108, transaksi Rp 22 M
2. Bank MNC (BABP), +34% Rp 67, transaksi Rp 34 M
3. Bank Bumi Arta (BNBA), +24,60% Rp 1.165, transaksi Rp 94 M
4. Adi Sarana Armada (ASSA), +12,07% Rp 1.300, transaksi Rp 84
5. Buyung Poetra (HOKI), +10,17% Rp 1.300, transaksi Rp 239 M
6. Kawasan Jababeka (KIJA), +8,94% Rp 195, transaksi Rp 17 M
7. MNC Land (KPIG), +8,15% Rp 199, transaksi Rp 167 M
8. Digital Mediatama (DMMX), +7,04% Rp 456, transaksi Rp 110 M
9. Bank Jago (ARTO), +6,96% Rp 8.450, transaksi Rp 78 M
10. Harum Energy (HRUM), +6,30% Rp 7.175, transaksi Rp 125 M
Ada sejumlah saham bank 'mini' yang masuk jajaran top gainers seiring dengan rumor adanya bank digital. Sebab itu, Head of Invesment Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe berpendapat, kenaikan beberapa harga saham bank-bank kecil akhir-akhir ini cenderung lebih disebabkan oleh rumor pasar.
Terbaru, misalnya, induk perusahaan Shopee, SEA Group dikabarkan tertarik membeli Bank Bumi Arta (BNBA), dan PT Bank Capital Tbk (BACA) yang kabarnya diincar oleh OVO.
Kiswoyo tidak menampik, jika banyak lembaga keuangan asing melirik bank-bank kecil untuk diakuisisi, mengingat saat ini dari sisi margin bunga bersih/net interest margin (NIM), Indonesia masih yang terbesar di dunia di atas 3%.
"Saham bank kecil pergerakannya, rumornya lagi mencoba diakuisisi pihak asing. Perbankan di Indonesia saat ini NIM-nya tertinggi di dunia sehingga menarik bagi asing. Di luar negeri, NIM 3% saja susah," katanya, kepada CNBC Indonesia, Rabu (17/2/2021).
Meski demikian, kenaikan yang terjadi belakangan ini, patut dicermati investor. Sebab, bila dilihat dari sisi valuasinya, bank-bank kecil tersebut kurang menarik dan dari sisi fundamental belum terlalu kuat.
"Price to book value [PBV] 1 kali, tidak menarik, begitu ada isu akuisisi, yang masuk trader yang berspekulasi, beli duluan. Ketika isu dibantah ya bisa langsung drop lagi," katanya.
Di sisi lain, jika bank-bank kecil tadi masuk ke bank digital, saat ini belum ada perangkat yang bisa mengukur suatu valuasi bank digital di Indonesia.
Bila bank-bank konvensional sekelas PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan valuasi 4-5 kali nilai buku sudah termasuk paling mahal, maka, untuk bank digital saat ini belum bisa disandingkan perhitungan valuasinya menggunakan skema PBV.
"Normal pakai PBV, bank digital belum ada yang memvaluasi di Indonesia," kata dia.
[Gambas:Video CNBC]