
Jelang Pengumuman Suku Bunga BI Besok, Harga SBN Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Rabu (17/2/2021) mayoritas ditutup melemah, di tengah pelemahan bursa saham regional dan dalam negeri serta turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
Mayoritas SBN cenderung dilepas oleh investor, kecuali SBN seri FR0039 tenor 3 tahun dan SBN berkode FR0089 dengan jatuh tempo 30 tahun yang masih dikoleksi oleh investor pada hari ini.
Dari imbal hasilnya (yield), rata-rata mengalami kenaikan, kecuali yield SBN seri FR0039 yang turun 0,9 basis poin (bp) ke level 4,672% dan yield SBN berkode FR0089 yang juga turun 4,3 bp ke posisi 6,779%
Sementara itu, yield SBN dengan kode FR0087 bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali naik sebesar 8,8 bp ke level 6,372%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Pada hari ini, yield obligasi pemerintah (Treasury) acuan AS tenor 10 tahun turun sebesar 10,2 bp ke level 1,284%. Sebelumnya pada perdagangan kemarin, yield obligasi pemerintah AS menyentuh level tertingginya sejak Februari 2020. Imbal hasil obligasi tenor 30 tahun juga menyentuh level tertinggi dalam setahun.
Sementara itu, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) dimulai pada hari ini dan akan diumumkan hasilnya pada Kamis (18/2/2021) besok. Pelaku pasar memperkirakan Gubernur BI Perry Warjiyo dan kolega akan menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate. Jika terwujud, maka akan menjadi pemangkasan pertama sejak November 2020.
Namun bila suku bunga dipangkas, maka selisih imbal hasil SBN dengan imbal hasil obligasi pemerintah negara-negara lainnya akan menyempit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi