Yield Obligasi Acuan AS Naik, Harga SBN Kembali Melemah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
16 February 2021 18:39
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Kamis (11/2/2021) mayoritas ditutup melemah, di tengah kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah (Treasury) Amerika Serikat (AS).

Mayoritas SBN cenderung dilepas oleh investor, kecuali SBN seri FR0061 tenor 1 tahun, SBN berkode FR0088 dengan jatuh tempo 15 tahun dan SBN dengan kode FR0083 berjatuh tempo 20 tahun masih dikoleksi oleh investor pada hari ini.

Ketiga SBN tersebut mengalami penurunan imbal hasil (yield). Yield SBN dengan seri FR0061 turun 4,8 basis poin (bp) ke level 3,98%, sedangkan yield SBN berkode FR0088 juga turun 1,1 bp ke posisi 6,26% dan yield SBN dengan kode FR0083 turun 0,8 bp ke 6,89%.

Sementara itu, yield SBN dengan kode FR0087 bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara lanjutkan kenaikan sebesar 3,8 bp ke level 6,28%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara 1/100 dari 1%.

Yield SBN kembali naik bersamaan dengan kenaikan yield obligasi pemerintah AS pada hari ini. Padapukul 15:29 WIB, yield US Trasury Bond tenor 10 tahun naik 3,2 bps ke 1,232%. Ini adalah level tertinggi sejak Maret 2020.

Kenaikan yield menandakan bahwa surat utang pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden memang sedang mengalami tekanan jual. Harga pun semakin murah.

Namun pada satu titik, tingginya yield dan murahnya harga obligasi pemerintah AS akan membuat investor melirik. Hasilnya, arus modal asing yang awalnya berkerumun di pasar keuangan negara berkembang (termasuk Indonesia) kini beralih kembali ke AS.

Sementara itu, kabar positif terbaru seputar vaksin virus corona (Covid-19) juga mendorong kenaikan yield SBN pada hari ini.

Sebelumnya pada Senin (15/2/2021), Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah memberikan izin penggunaan darurat vaksin besutan AstraZeneca dan Universitas Oxford, yang memperluas akses dunia terhadap vaksin yang harganya lebih terjangkau itu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular