Neraca Dagang RI Surplus Lagi, Harga SBN Kembali Melemah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
15 February 2021 18:09
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Kamis (11/2/2021) mayoritas ditutup melemah, setelah rilis data neraca perdagangan Indonesia periode Januari 2021 kembali mencatatkan surplus.

Mayoritas SBN cenderung dilepas oleh investor, kecuali SBN seri FR0061 tenor 1 tahun yang masih ramai dikoleksi oleh investor hari ini. Dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami kenaikan yield, kecuali SBN berkode FR0061 yang yield-nya turun 6,4 basis poin (bp) ke level 4,023%.

Sedangkan untuk yield SBN dengan seri FR0067 bertenor 25 tahun dan SBN berkode FR0089 dengan jatuh tempo 30 tahun cenderung stagnan. Sementara itu, yield SBN dengan kode FR0087 bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara naik 0,5 bp ke level 6,25%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Melemahnya harga SBN dan naiknya yield SBN hari ini disebabkan sentimen positif dari data neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2021 yang kembali mencatatkan surplus.

Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini merilis data neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2021. Kepala BPS, Suhariyanto melaporkan nilai impor bulan lalu adalah US$ 13,34 miliar. Turun 6,49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Adapun nilai ekspor per Januari 2021 sebesar US$ 15,3 miliar atau naik 12,24%. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$ 1,96 miliar. Surplus neraca perdagangan sudah terjadi selama sembilan bulan beruntun. Kenaikan ekspor ini mengindikasikan bahwa permintaan negara maju kembali pulih.

Beralih ke AS, Presiden Joseph 'Joe' Biden terus berupaya untuk mendorong agar stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun agar bisa cair secepatnya. Selain itu, untuk memulihkan perekonomian AS yang mati suri akibat pandemi virus corona (Covid-19), Biden juga memborong sejumlah besar pasokan vaksin.

Sebelumnya juga pada Kamis (11/2/2021) pekan lalu, Biden telah meneken kesepakatan pembelian 200 juta dosis vaksin Covid-19 dari Moderna dan Pfizer, sehingga total dosis vaksin yang dimiliki Negara Adidaya itu mencapai 600 juta.

Data neraca perdagangan RI yang kembali surplus dan program vaksinasi yang terus berjalan meski penuh tantangan membuat optimisme membuncah dan akhirnya menyebabkan pelaku pasar dan investor menjadi lebih agresif untuk memburu aset-aset berisiko seperti saham dan mulai meninggalkan aset minim risiko (safe haven) seperti obligasi pemerintah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular