
Cuan cuan cuan! Ini Saham Top Gainers Sepekan Kemarin

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ini melesat 1,15% (70,8 poin) ke 6.222,521 pada penutupan Kamis (11/1/2021). Saham farmasi dan baterai kembali unjuk gigi, dengan merangsek ke jajaran pencetak reli terbesar (top gainers).
Menurut data RTI, dua dari lima saham yang pekan ini masuk jajaran peraih reli terbesar bergerak di industri nikel, yang mendapatkan angin segar dari kenaikan harga nikel dunia yang telah menyentuh level US$ 18.500 per ton.
Kedua saham tersebut adalah ANTM (PT Aneka Tambang Tbk) dan DKFT (PT Central Omega Resources Tbk). Tiga saham lainnya bergerak di sektor farmasi (PT Itama Ranoraya Tbk/ IRRA), perbankan (PT BRI Agro Tbk/AGRO) dan oknsumer (PT MD Pictures Tbk/FILM).
Saham IRRA memimpin dengan reli 31,6% ke Rp 2.290/saham. Selama ini, saham IRRA mendapatkan berkah pandemi menyusul perannya yang vital dalam mendukung program vaksinasi yakni pengadaan jarum suntik, tabung vaksin dan alat tes virus Covid-19.
Saham AGRO menyusul di posisi kedua setelah naik 31,1% menjadi Rp 1.055/unit. Saham anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tersebut menguat sejak muncul pernyataan bahwa BRI Agro akan diarahkan menjadi bank murni digital.
Sementara itu, saham DKFT dan ANTM menguat seiring dengan terus melejitnya harga nikel, yang merupakan komoditas andalan kedua perusahaan tersebut. DKFT melakukan penambangan dan pemurnian bijih nikel, di mana 80% produksi nikelnya diekspor.
Di sisi lain, ANTM yang selama ini menguat karena sentimen positif pengembangan mobil listrik merupakan penguasa produksi nikel nasional. Hingga akhir 2020, perseroan memiliki cadangan nikel sebanyak 353,74 juta wet metric ton (wmt).
Pada perdagangan kemarin, harga nikel melemah tipis menjadi US$ 18.530 per ton di bursa komoditas London. Goldman Sachs dan DBS memperkirakan harga nikel bisa tembus ke atas US$ 20.000/ton tahun ini.
Ada dua jenis nikel yang dikenal di pasaran: bahan stainless steel (kelas II) dan bahan baterai mobil listrik (kelas I). Menurut DBS, permintaan nikel kelas I akan tumbuh 5,9% setiap tahunnya hingga 2025. Untuk periode yang sama, pasokan nikel kelas I hanya tumbuh 3,3%.
Lebih lanjut DBS memprediksi volume penjualan mobil listrik akan naik rata-rata 24% per tahun ke 22,3 juta unit pada 2030. Hal inilah yang membuat prospek industri nikal dinilai cerah, sehingga investor memburu kedua saham tersdebut, terutama ANTM.
Sementara itu, saham FILM mendapat sentimen positif setelah perseroan mengumumkan kerja sama dengan penyedia layanan striming untuk menayangkan film besutannya di kala pandemi, seperti WeTV dan Iflix. Film besutan perseroan juga ditayangkan di kanal Disney+Hotstar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indonesia Sang Raja Nikel & Baterai Dunia