Besok Imlek, Pasar Diterpa Profit Taking Bikin CPO Drop 2%

Market - Tirta Citradi, CNBC Indonesia
11 February 2021 13:13
Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang perayaan tahun baru Imlek Jumat besok, Bursa Malaysia Derivatif Exchange diterpa aksi ambil untung (profit taking), harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pun ambles. 

Harga kontrak futures (berjangka) CPO pengiriman April 2021 drop hampir 2% pada perdagangan hari ini, Kamis (11/2/2021). Pada sesi istirahat harga kontrak yang aktif ditransaksikan di pasar tersebut berada di RM 3.558/ton. Padahal di penutupan kemarin harganya mencapai RM 3.629/ton.

Hari ini perdagangan hanya berlangsung setengah hari saja. Sementara besok Bursa Malaysia libur karena tahun baru Imlek. Sebelum libur akhir pekan biasanya ramai terjadi aksi ambil untung oleh para trader sehingga harga suatu kontrak atau aset akan mengalami koreksi.

"Harga turun karena profit taking. Reli kemarin benar-benar berlebihan," kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur kepada Reuters. Penguatan harga CPO yang terjadi kemarin disebabkan oleh adanya sentimen penguatan ekspor di bulan Februari.

Ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-10 Februari naik 47,2% menjadi 409.817 ton dari 278.450 ton yang dikirim selama 1-10 Januari. Hal tersebut disampaikan oleh surveyor kargo Societe Generale de Surveillance kemarin. 

Sentimen commodity supercycle pun ikut mengerek harga. Baru-baru ini laporan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) juga menyebut bahwa indeks harga pangan global kembali naik. Kenaikan harga pangan global dipicu oleh meningkatnya harga minyak nabati, biji-bijian dan gula.

Indeks harga minyak nabati FAO rata-rata 138,8 poin di bulan Januari atau naik 7,7 poin (+5,8%) dari Desember dan menandai level tertinggi sejak Mei 2012. Kenaikan indeks dalam delapan bulan berturut-turut mencerminkan harga minyak sawit, kedelai dan bunga matahari yang lebih tinggi.

Produksi minyak sawit di Indonesia dan Malaysia ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya karena curah hujan yang berlebihan. Untuk kasus Malaysia, kekurangan tenaga pekerja migran membuat kuotasi harga minyak sawit acuan internasional sempat naik ke level tertinggi dalam delapan setengah tahun.

Sementara itu, harga kedelai internasional naik selama delapan bulan berturut-turut, didorong oleh berkurangnya ketersediaan ekspor dan aksi mogok kerja berkepanjangan di Argentina.

Sedangkan untuk minyak bunga matahari, harga yang terus meningkat karena berkurangnya panen biji bunga matahari tahun 2020/21 secara tajam.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Joss! Harga CPO Melesat 2%, Nyaris ke RM 3.749/ton


(twg/twg)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading