
Kabar Baik dari Airlangga, Saham WSKT-ADHI dkk Unstoppable!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,93% di posisi 6.208,87 dengan penguatan banyak disumbang saham-saham sektor konstruksi yang "ngamuk" Senin kemarin (8/2/2021).
Data BEI mencatat, nilai transaksi perdagangan saham kemarin sebesar Rp 15,39 triliun, dengan 17,51 miliar saham. Ada 334 saham melonjak, 169 saham minus dan 149 saham stagnan.
Adapun saham-saham sektor konstruksi, infrastruktur, dan penunjangnya, juga kompak meroket kemarin dan masuk dalam daftar top gainers di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tiga emiten konstruksi yang masuk top gainers kemarin yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PT Tbk (PTPP), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Berikut pergerakan saham-saham sektor ini pada perdagangan Senin kemarin.
Top Gainers Sektor Konstruksi
1. Waskita Karya (WSKT), saham +10,76% Rp 1.595, transaksi Rp 511 M
2. Wika Gedung (WEGE), +10,62% Rp 250, transaksi Rp 28 M
3. Adhi Karya (ADHI), +9,29% Rp 1.530, transaksi Rp 91 M
4. Wika Beton (WTON), +6,78% Rp 378, transaksi Rp 23 M
5. PP (PTPP), +6,51% Rp 1.800, transaksi Rp 154 M
6. Waskita Beton (WSBP), +6,20% Rp 274, transaksi Rp 80 M
7. Acset Indonusa (ACST), +5,64% Rp 412, transaksi Rp 59 M
8. Wijaya Karya (WIKA), +4,91% Rp 2.030, transaksi Rp 192 M
Tim Riset CNBC Indonesia menilai satu katalis positif saham-saham konstruksi ialah mulai terangnya struktur Sovereign Wealth Fund (SWF) atau dana abadi yang kini bernama Indonesia Investment Authority (INA).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini sudah sudah ada investasi senilai US$ 9,5 miliar atau setara dengan Rp 133 triliun (kurs Rp 14.000/US$) yang siap masuk ke INA ini.
INA menjadi alternatif pembiayaan dan bisa memberikan kepastian hukum beberapa investor global untuk berinvestasi di Indonesia, terutama untuk proyek-proyek besar termasuk di infrastruktur dan proyek BUMN.
Dana sebesar US$ 9,5 miliar yang siap mengalir ke SWF tersebut berasal dari United States International Development Finance Corporation (US DFC), Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Caisse de depot et placement du Wuebec (CDBQ)-Canada (Quebec Deposit and Investment Fund), dan perusahaan pengelolaan aset asal Belanda yakni APG-Netherland.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, juga mengatakan pemerintah melalui INA juga dalam proses menawarkan aset investasi senilai US$ 5 miliar-US$ 6 miliar atau kisaran Rp 70 triliun-Rp 84 triliun.
Hanya saja, proses ini masih cukup panjang namun ditargetkan bisa selesai tahun ini atau tahun depan.
Saat ini pemerintah masih membahas mengenai uji tuntas atau due diligence, penataan, valuasi, dan level aset yang akan ditawarkan kepada investor INA tersebut.
"Tapi, dengan menempatkan US$ 5 miliar hingga US$ 6 miliar aset pada tingkat transaksi, kami juga dapat menyelesaikan sebagian tahun ini dan tahun depan. Karenanya kami berada di top level dan kesepakatan dilakukan di level transaksi dan level aset," kata Kartika dalam Mandiri Investment Forum 2021, Rabu (3/2/2021).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belum Capek Nanjak Bro-Sis, Saham WSKT-ADHI Cs Unstoppable!
