
Saham KRAS Melesat Keras, Ada Apa Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen baja nasional, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) ditutup melesat 6,62% ke level Rp 725/unit pada perdagangan sesi I Senin (8/2/2021) hari ini.
Melesatnya saham KRAS disebabkan dari kinerja keuangan yang kembali positif akibat perolehan laba dari anak usaha perseroan sepanjang 2020.
Dalam sepekan terakhir, saham KRAS telah melesat hingga 12,4% dan dalam tiga bulan terakhir, KRAS sudah melesat hingga 101,4%.
Nilai transaksi saham KRAS pada perdagangan sesi I hari ini telah mencapai Rp 122,5 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 171,2 juta lembar saham. Investor asing pun melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 4,16 miliar di pasar reguler.
Melesatnya saham KRAS disebabkan dari kinerja keuangan perseroan yang kembali positif akibat dari anak usaha KRAS yang berhasil mencetak laba bersih sepanjang 2020.
Sebelumnya, perseroan menyebutkan sepanjang 2020 anak usahanya akan mengantongi laba bersih senilai US$ 36,55 juta atau setara dengan Rp 511,74 miliar, dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$.
Berdasarkan bahan paparan yang disampaikan perusahaan, kinerja di akhir 2020 ini jauh membaik jika dibanding dengan periode full year 2019 yang malah mencatatkan rugi senilai US$ 169,32 juta atau Rp 2,37 triliun.
Di 2020, porsi tertinggi anak usaha disumbang dari PT Krakatau Tirta Industri (KTI) yang menyumbang laba senilai US$ 10,84 juta. Lalu PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) senilai Rp 10,78 juta.
Sedangkan PT Pipe Industries menyumbang laba kepada induk usahanya senilai US$ 7,55 juta.
Dengan kinerja anak usahanya ini, kinerja perusahaan tahun lalu dari segi laba sebelum beban pajak akan tercatat senilai US$ 104 juta.
Kinerja ini melesat jika dibanding dengan kerugian di pos yang sama pada 2019 yang senilai US$ 530,5 juta.
Nilai EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) juga membaik setelah sebelumnya minus US$ 134,5 juta menjadi senilai US$ 81,2 juta.
Namun demikian, dalam prognosa ini disampaikan bahwa pendapatan perusahaan turun tipis menjadi US$ 1,35 miliar dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$ 1,42 miliar.
Kinerja yang membaik di tahun ini berhasil dicapai berkat restrukturisasi utang yang dilakukan perusahaan pada 2020 yang senilai US$ 1,96 miliar menjadi jangka panjang.
Selain itu perusahaan juga melakukan restrukturisasi organisasi dengan strategi pengurangan posisi organisasi induk, anak dan afiliasi.
Perusahaan juga melakukan efisiensi biaya operasional. Dengan itu perusahaan berhasil menurunkan biaya operasional tahun lalu dari senilai US$ 337,5 juta menjadi sebesar US$ 198 juta.