
Jangan Lewatkan! Sentimen Pasar Pekan Depan, Apa Saja?

Jakarta, CNBC Indonesia - Di bulan Februari ini IHSG kembali menunjukkan taringnya. Di awal pekan bulan kedua, indeks acuan saham nasional itu mengalami apresiasi hingga 5%.
Kenaikan IHSG setelah koreksi tajam di akhir Januari adalah hal yang wajar. Apalagi di bulan lalu IHSG terjun bebas dan terpangkas hampir 10% jika ditarik dari level tertingginya di Januari.
Di minggu ini para pelaku pasar menyoroti dua hal. Pertama adalah penguatan dolar AS. Indeks dolar yang mengukur posisi greenback terhadap mata uang lain mengalami tren kenaikan.
Penguatan mata uang Paman Sam tentu saja membuat aset-aset yang berdenominasi dolar AS menjadi lebih menarik sehingga bisa memicu terjadinya aliran dana keluar (outflow) dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Namun outflow asing yang relatif kecil dibanding nilai transaksi rata-rata harian dan basis investor ritel yang semakin berjamur di Indonesia menjadi salah satu faktor yang menahan IHSG dari koreksi tajam. Toh sebelumnya IHSG sudah berdarah-darah. Saatnya IHSG untuk kembali berpesta.
Selain tren penguatan dolar AS, pelaku pasar juga mencermati angka keramat yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik di akhir pekan kemarin. Adalah pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang dinantikan banyak pihak.
Di sepanjang tahun 2020, perekonomian Indonesia menyusut 2,07%. Ini menjadi kali pertama ekonomi Indonesia jatuh ke jurang resesi sejak krisis moneter tahun 1998. Namun dengan angka tersebut, pasar tidak terlalu bergejolak di hari terakhir perdagangan.
Kontraksi perekonomian Indonesia di tahun lalu sudah diperhitungkan banyak pihak. Bahkan Bank Dunia mengestimasi perekonomian RI bakal menyusut 2,2% tahun ini. Namun untungnya masih lebih baik. Pasar pun tidak terlalu reaktif. IHSG juga mampu melenggang ke zona hijau saat finish.
Sedangkan untuk pekan depan sentimen yang dipantau oleh para pelaku pasar secara umum masih sama dengan pekan ini Pertama tentu saja angka kasus positif Covid-19 yang belum lama ini menembus angka keramat 1 juta. Tercatat total kasus positif corona di Indonesia sudah mencapai 1,15 juta sedangkan kasus nCov-19 global sudah menembus level 106 juta.
Selanjutnya sentimen kedua yang perlu dipantau adalah kelanjutan progres paket stimulus fiskal di AS yang dikabarkan akan dipangkas dari US$ 1,9 triliun dimana angka ini dianggap terlalu besar.
Rilis data penting di pekan ini termasuk angka inflasi di AS, China, dan India. Kemudian akan dirilis pula angka GDP kuartal terakhir Britania Raya, Norwegia, dan Malaysia. Selanjutnya bank sentral Swedia, Filipina, Meksiko, dan Russia akan menentukan suku bunga acuan masing-masing negara.
Di AS sendiri, laporan mengenai indeks harga konsumen kemungkinan akan menunjukkan adanya inflasi di angka 1,5% yang merupakan level tertingginya sejak Maret silam pasca daya beli diserang corona, meskipun demikian angka ini masih di bawah target The Fed yakni 2%.
Di waktu yang sama pembacaan pertama sentimen konsumer Michigan untuk bulan Februari akan menunjukkan sedikit perbaikan moral para konsumer, meskipun angka ini nantinya masih berada di bawah level sebelum terserang pandemi karena kurangnya dukungan fiskal pemerintah.
Di negara lain di benua Amerika, bank sentral Meksiko dan Peru akan menentukan suku bunga acuan negara masing-masing pada Kamis depan.
Berpindah ke benua biru, Britania Raya akan merilis pembacaan awal produk domestik bruto (GDP) kuartal akhir tahun 2020. Pasar memprediksikan pada kuartal terakhir akan terjadi pertumbuhan sebanyak 0,5% dan tidak akan berada di zona kontraksi meskipun penguncian wilayah di Inggris sempat diketatkan kembali untuk menahan laju corona.
Selain itu di Eropa, Jerman akan merilir laporan perdagangan luar negerinya sekaligus angka aktivitas industri, serta pembacaan akhir inflasi. Ada indikasi negara dengan ekonomi terbesar di Eropa ini akan terjadi inflasi yang pertama kalinya sejak tujuh bulan terakhir.
Selanjutnya dari benua kuning, China akan merilis angka inflasinya untuk bulan Januari, dimana para pelaku pasar memprediksikan akan terjadi deflasi untuk pertama kalinya di tahun ini. Pasar memprediksikan bulan lalu terjadi deflasi 0,1% di Negara Panda.
Dari dalam negeri sendiri belum ada data penting yang akan dirilis pekan ini, Akan tetapi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) periode II akan berakhir pada 8 Februari 2021. Sehingga para pelaku pasar akan memantau apakah pemerintah akan memperpanjang kebijakan itu selama dua pekan ke depan.Dalam keterangan pers di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (5/2/2021), Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto memberikan jawaban terkait kelanjutan PPKM.
"Terkait PPKM, kita melihat beberapa daerah itu mengalami penurunan (kasus positif Covid-19), yaitu di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta dalam seminggu terakhir. Tapi bapak presiden (Presiden Joko Widodo) minta supaya lebih mikro lagi, jadi levelnya sudah diturunkan bukan di kabupaten/kota tapi turun ke kecamatan, lurah, kelurahan, maupun desa, RT/RW," ujarnya.
"Pemerintah akan melakukan rapat dengan pimpinan daerah yang akan dilaksanakan malam ini dan tentu diharapkan bahwa kegiatan yang berskala mikro ini segera bisa dioperasionalisasikan dan ini sedang dipersiapkan keseluruhan. Dan tentu ini juga kami akan laporkan ke bapak presiden dan nanti bapak presiden yang akan menetapkan langkah-langkah lanjutannya," lanjut Airlangga.
Dari Ibu Kota, Wacana penguncian wilayah akhir pekan sempat mengemuka belakangan. Ini tak lepas dari kekecewaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya bakal mempertimbangkan usulan lockdown akhir pekan. Namun, akhirnya wacana ini dibantah oleh Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan. Meski daerah pinggir Jakarta seperti Bogor memberlakukan ganjil genap di akhir pekan sebagai upaya mengendalikan pergerakan manusia.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentimen-Sentimen Pasar Pekan Depan Bisa Bikin Geleng-Geleng!