
Sudah Sentuh Rp 13.990/US$, Rupiah Malah Balik Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Nilai tukar rupiah berbalik melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pertengahan perdagangan Kamis (4/2/2021), padahal pagi tadi sempat menguat ke bawah Rp 14.000/US$.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.000/US$, kemudian menguat 0,07% ke Rp 13.990/US$. Tetapi sayangnya rupiah belum mampu melanjutkan penguatan dan berbalik melemah 0,21% ke Rp 14.030/US$.
Rupiah berhasil memangkas pelemahan, dan berada di level Rp 14.010/US$ pada pukul 12:00 WIB.
Membaiknya sentimen pelaku membuat rupiah mampu menguat. Saat sentimen pelaku pasar membaik, maka investasi akan dilarikan ke aset-aset berisiko.
Rupiah merupakan aset negara emerging market, yang tentunya dianggap lebih berisiko. Tetapi imbal hasil (yield) yang diberikan juga tinggi, sehingga ketika sentimen pelaku pasar sedang bagus aliran investasi akan masuk ke Indonesia yang menjadi modal bagi rupiah untuk menguat.
Besarnya aliran investasi terlihat dari lelang obligasi yang dilakukan pemerintah Indonesia Selasa kemarin. Target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp 35 triliun, dan dimenangkan dengan nilai yang sama.
Dalam proses lelang tersebut, pemerintah mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscription) 3 kali lipat dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 83,79 triliun.
Sementara itu di pasar saham, kemarin investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy), sebesar Rp 220 miliar. Artinya ada aliran modal masuk ke dalam negeri melalui pasar saham, dan berlanjut si sesi I perdagangan hari ini sebesar Rp 410 miliar.
Meski demikian, rupiah belum mampu terus melaju kencang sebab pelaku pasar saat ini menanti rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV-2020 Jumat besok. Data tersebut akan memberikan gambaran bagaimana pemulihan ekonomi Indonesia pasca mengalami resesi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
Rupiah terlihat sulit untuk jauh ke bawah Rp 14.000/US$ di sisa perdagangan hari, yang terindikasi dari pergerakannnya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang siang ini lebih lemah ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.
Periode | Kurs Pukul 8:54 WIB | Kurs Pukul 11:54 WIB |
1 Pekan | Rp14.011,50 | Rp14.034,4 |
1 Bulan | Rp14.024,50 | Rp14.072,7 |
2 Bulan | Rp14.082,50 | Rp14.113,4 |
3 Bulan | Rp14.130,50 | Rp14.162,6 |
6 Bulan | Rp14.277,50 | Rp14.303,7 |
9 Bulan | Rp14.425,00 | Rp14.444,6 |
1 Tahun | Rp14.560,00 | Rp14.597,1 |
2 Tahun | Rp15.287,00 | Rp15.330,0 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Tetap Tegas, Rupiah Tetap Liar!
