Gejolak Pasar Saham Mulai Mereda, Harga SBN Ditutup Beragam

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
03 February 2021 18:30
Business adviser analyzing financial figures denoting the progress in the work of the company.
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Selasa (2/2/2021) ditutup beragam dengan mayoritas menguat, di tengah masih tingginya kasus Covid-19 di dalam negeri.

Investor tampaknya masih memburu SBN pada hari ini, walaupun di beberapa tenor SBN investor cenderung dilepas oleh investor. SBN tersebut yakni SBN berseri FR0039 dengan tenor 3 tahun dan SBN seri FR0076 berjatuh tempo 30 tahun.

Dari imbal hasilnya (yield), mayoritas masih mengalami penurunan, kecuali SBN seri FR0039 yang naik 0,3 basis poin (bps) ke level 4,71% dan SBN berseri FR0076 yang juga naik 1,2 bps ke 7,06%. Sementara itu, yield SBN berseri FR0082 dengan jatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali turun 2,1 bps ke 6,17%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Harga SBN ditutup beragam karena pelaku pasar sudah mulai melirik kembali aset-aset berisiko, setelah bursa saham global menguat dalam 2 hari terakhir, termasuk pasar saham domestik. Selain itu, indeks volatilitas (volatility index/VIX), atau yang dikenal dengan indeks yang mencerminkan ketakutan pelaku pasar sudah mulai menurun.

Selasa kemarin, volatility index, turun tajam hingga lebih dari 15%. Artinya pelaku pasar kini sudah mulai tenang melihat gejolak di pasar finansial belakang ini sudah mulai mereda, dan kembali masuk ke aset-aset berisiko dan mulai meninggalkan aset-aset safe haven.

Namun masih ada sentimen negatif yang masih hadir di Indonesia dan membuat investor obligasi merespon beragam, yakni penanganan pandemi virus corona (Covid-19). Perkembangan kasus kematian di Indonesia akibat Covid-19 terus memburuk dan Indonesia menjadi yang terburuk di Asia mengalahkan India.

Berdasarkan data Worldometers per Selasa (2/2/2021), Indonesia memiliki 175.349 kasus aktif, sementara India hanya memiliki 164.278 kasus aktif. Kasus aktif merupakan jumlah orang yang masih dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Indonesia juga menduduki peringkat ke-4 dengan kasus terjangkit terbanyak di Asia, dan peringkat ke-19 dengan kasus positif pada tingkat global. Pertanyaan besar pun muncul seputar daya tampung fasilitas isolasi dan perawatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular