Analisis

GameStop Anjlok 60%, Ingat Trend is Your Friend bukan Hype!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 February 2021 19:17
GameStop
Foto: GameStop (AP/LM Otero)

Berkaca dari pergerakan saham GME yang meroket kemudian nyungsep, mengikuti hype di pasar tentunya memiliki risiko yang sangat besar

DFV yang menjadi inspirator pun akhirnya mengalami kerugian, apalagi investor-investor ritel yang membeli saham di pucuk, tentunya mengalami kerugian yang besar.

"Anda membaca artikel di Investopedia dan tahu apa itu short squeeze, tapi di luar sana banyak orang juga membaca artikel yang sama. Pengetahuan kolektif tersebut kemungkinan membuat saham GME mencapai puncak," kata Mike Caligiuri, pendiri Caligiuri Financial, sebagaimana dilansir Bloomberg.

"Pada akhirnya, ketika semua posisi short mulai habis, peluang investor untuk masuk ke pasar dan mendorong harga naik kembali akan meredup," tambahnya.

Sementara itu menurut Dana Menard, pendiri dan CEO Twin Cities Wealth Strategies Inc. mengatakan keputusan investasi yang dilakukan investor institusional berdasarkan keputusan yang rasional, berbeda dengan investor ritel dalam kasus GME, yang punya banyak motif dalam pengambilan keputusan investasi yang membuat harganya meroket.

"Dari sisi institusional, mereka menempatkan investasinya berdasarkan keputusan rasional. Namun, komunitas digital seperti Reddit, para investor ritel di dalamnya tidak diragukan lagi memiliki banyak motif untuk membuat harga saham meroket. Dari banyak motif tersebut, kesejahteraan finansial Anda tidak termasuk di dalamnya," kata Menard.

Menard juga mengatakan, hedge fund memiliki akses informasi yang tidak dimiliki oleh investor ritel, dan memperingatkan harus berhati-hati ikut masuk ke saham yang menguat hanya karena hype.

"Mereka (investor ritel) mungkin melihat beberapa indikator di sini atau di sana, tetapi yang pasti mereka tidak memiliki informasi seperti yang dipunya oleh investor institusional. Apa yang diunggapkan oleh investor ritel hanya desas-desus, kecuali mereka mewawancarai CEO GameStop dan mendapat informasi yang diperlukan," tambahnya.

Daripada mengikuti hype, lebih baik ingat ungkapan lama di dunia pasar finansial, the trend is your friend. Ikutilah tren di pasar maka akan menghasilkan profit, kurang lebih seperti itu artinya.

Secara psikologis, tren di pasar bisa terjadi ketika mayoritas investor "sepakat" melihat kemana arah suatu saham akan bergerak. Tentunya dilihat dari banyak faktor, mulai dari fundamental perusahaan, kondisi perekonomian, hingga kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Maka, ketika semua faktor-faktor tersebut di analisis dan mayoritas investor baik institusional maupun ritel melihat potensi arah saham dalam jangka panjang, misalnya akan naik, maka tren akan terjadi.

Tetapi, tren terbentuk dalam waktu yang cukup panjang, dan fluktuasi dalam jangka pendek biasa terjadi, sehingga untuk meraih cuan tentunya perlu kesabaran.

James McManus, kepala investasi di Nutmeg, perusahaan investasi yang berbasis di London mengatakan fokus investor ritel seharusnya tujuan dalam jangka panjang, bukan mengikuti hype sesaat.

"Fokus, sabar dan disiplin, serta diversifikasi secara historis merupakan kunci menghasilkan profit, bukan ikut-ikutan 'cerita' hari ini yang membuat pasar turun dan naik," kata McManus.

Tetapi selalu diingat, tren pada suatu titik juga akan berakhir, sehingga kalimat yang lengkap "the trend is your friend, until the end when it bends

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular