Duh....Ada Kabar Buruk dari India, Harga CPO Drop!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
02 February 2021 11:40
Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat. Kamis (13/9). Kebun Kelapa Sawit di Kawasan ini memiliki luas 1013 hektare dari Puluhan Blok perkebunan. Setiap harinya dari pagi hingga siang para pekerja panen tandan dari satu blok perkebunan. Siang hari Puluhan ton kelapa sawit ini diangkut dipabrik dikawasan Cimulang. Menurut data Kementeria Pertanian, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare. Minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) drop lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Selasa (2/2/2021). Sentimen negatif yang berasal dari India menjadi pemantiknya.

Harga kontrak futures (berjangka) CPO di  Bursa Malaysia Derivatif Exchange terkoreksi 1,26% ke RM 3.446/ton.

India, salah satu negara importir minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari Indonesia, mengenakan pajak tambahan impor CPO-nya. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman sebagaimana dikutip dari The Star, Selasa, (02/02/2021).

Nirmala Sitharaman mengatakan penambahan pajak atas impor minyak sawit ini dilakukan karena India mencoba membangun infrastruktur pertanian dalam negeri dan mendorong sumber daya di India.

Sitharaman mengatakan India memotong pajak dasar impor minyak sawit mentah menjadi 15% dari sebelumnya 27,5%, tetapi memberlakukan 17,5% pajak tambahan terpisah.

Lebih lanjut dia mengatakan, kenaikan pajak akan mempersempit kesenjangan bea antara minyak sawit dan minyak nabati lainnya, sehingga akan mengurangi impor minyak sawit India dan berpotensi menekan harga minyak sawit Malaysia.

"Kebutuhan mendesak untuk meningkatkan infrastruktur pertanian," paparnya.

B.V. Mehta, Direktur Eksekutif dari Solvent Extractors 'Association, badan perdagangan yang berbasis di Mumbai, menyebut bea impor minyak sawit mentah akan secara efektif menarik pajak 35,75% dibandingkan sebelumnya 30,25%.

"Dengan kenaikan bea masuk hari ini, kelapa sawit telah kehilangan keuntungan besar yang tidak semestinya dibandingkan minyak kedelai dan bunga matahari. Ini akan membantu dalam menahan impor minyak sawit," kata Mehta.

Selain menaikkan pajak, India juga memberlakukan 20% penghentian impor kedelai mentah dan kedelai tetapi memotong bea masuk dasar untuk kedua komoditas tersebut menjadi 15% dari 35%. Secara efektif menjaga pajak impor tidak berubah, kata Sitharaman.

Impor CPO India naik sejak Desember 2020 setelah negara itu memotong pajak impor minyaknya dari sebelumnya 27,5% pada akhir November.

India membeli minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia, sedangkan minyak lainnya termasuk minyak kedelai dan minyak bunga matahari berasal dari Argentina, Brazil, Ukraina dan Rusia.

Sudhakar Desai, Presiden Asosiasi Produsen Minyak Nabati India mengatakan pajak impor CPO 8,25% lebih sedikit daripada bunga matahari dan kedelai.

"Sekarang perbedaan itu telah berkurang menjadi hanya 2,75%," paparnya.

Pabrik penyulingan telah membeli minyak sawit untuk pengiriman Februari. Namun mereka dapat memangkas pembelian untuk pengiriman Maret sebut seorang dealer yang berbasis di Mumbai.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Angin Segar dari India, Harga CPO Naik Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular