BRIS yang Dulu Bukan BRIS yang Sekarang, Simak Perbedaannya

Tri Putra, CNBC Indonesia
02 February 2021 08:46
Suasana pelayanan kantor cabang Bank Syariah Indonesia
Foto: Suasana pelayanan kantor cabang Bank Syariah Indonesia. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Resmi, PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) sudah resmi merger dengan PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank Negara Indonesia Syariah pada tanggal 2 Februari 2021.

Pasca Merger, entitas yang nantinya akan dinamakan PT Bank Syariah Indonesia Tbk ini masih akan melantai di bursa efek menggunakan kode BRIS. Nantinya secara fundamental akan terjadi banyak perubahan di tubuh BRIS secara fundamental.

Pertama dengan masuknya 2 pemain baru kedalam saham BRIS, maka kapitalisasi pasar langsung melesat. Pada penutupan perdagangan kemarin (1/2/21) tercatat kapitalisasi pasar BRIS berada di anga Rp 114,88 triliun, langsung sukses menyodok ke posisi ke 10 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa.

Selanjutnya nominal saham BRIS juga akan berubah menjadi Rp 500/unit sesuai dengan keterbukaan informasi yang diterbitkan.

Perubahan lain terjadi tentunya di komposisi struktur pemegang saham BRIS, PT BankBRISyariah Tbk (BRIS) bakal menerbitkan sebanyak 31,13 miliar saham baru dalam rangka penggabungan atau merger bank syariah BUMN dengan menerima dua entitas lainnya yakni PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT BNI Syariah (BNIS).

Berdasarkan keterbukaan informasi, total saham baru yang diterbitkan mencapai31.130.700.245 saham sehingga jumlah saham total akan menjadi 40.619.825.972 saham, dari sebelumnya 9.716.113.498.

Saham baru tersebut nantinya akan dikonversi atau diserap oleh pemegang saham yang baru yakni PT Bank Mandiri Tbk(BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk(BBNI).

Bank Mandiri akan memegang sebanyak 20,91 miliar saham sehingga porsi sahamnya menjadi 51,2% di BRIS (menjadi pengendali), lalu BBNIsebanyak 10,23 miliar saham atau 25% saham BRIS.

Adapun pemegang saham eksisting yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tetap memegang 7,09 miliar saham BRIS atau mewakili 17,4% saham BRIS.

Persentase saham Bank BRI di BRIS berkurang atau terdilusi dari sebelum merger yakni 73% (dengan jumlah saham tetap saham 7,09 miliar saham).

Adapun jumlah saham DPLK BRI-Saham Syariah juga tetap sama yakni 828,95 juta saham atau porsinya menjadi 2%, kendaripersentasenya terdilusi dari sebelum BRIS merger yakni 8,53%.

Investor publik, jumlah sahamnya tetap sama yakni 1,79 miliar saham atau sebesar 4,4%, terdilusi dari sebelumnya 18,47%.

Selain itu dengan bergabungnya dua entitas baru yang memiliki valuasi saham lebih mahal dibandingkan BRIS, nantinya nilai buku BRIS akan turun ke kisaran angka Rp 503/unit, dan dengan harga penutupan kemarin makan valuasi PBV berada di angka 5,56 kali

BERSAMBUNG KE HALAMAN BERIKUTNYA>>>

Berdasarkan data yang diramu Tim Riset CNBC Indonesia, merger ini menghasilkan satu entitas bank syariah baru dengan total aset mencapai Rp 214 triliun. Jumlah aset itu berada di posisi ke delapan di bawah PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Bank Panin yang memiliki asset sebanyak Rp 216 triliun.

Total asset BRIS ini sendiri ini bisa menyebabkan bank-bank syariah lain terlihat kerdil. Sebab dengan aset di angka Rp 214,6 triliun, maka total aset BSI ini setara dengan 40,37% total aset seluruh perbankan syariah dan unit usaha syariah (UUS) di Indonesia.

Artinya entitas ini memiliki aset hampir separuh dari total aset seluruh pesaingnya.

Selanjutnya BSI saat ini menjadi Bank BUKU III dengan modal inti sebesar Rp 20,42 triliun.

Tidak hanya di skala lokal, di skala global pun BRIS akan mampu unjuk gigi. Hal ini lantaranbank ini nantinya akan masuk jajaran 10 besar perbankan syariah beraset terbesar di dunia.

Merger bank syariah BUMN ininantinya menduduki peringkat ke 10 perbankan syariah terbesar di dunia pada tahun 2025 di atas Qatar International Islamic Bank menurut proyeksi oleh Kementerian BUMN.

Tidak hanya memiliki aset jumbo, bank hasil leburan ini juga memiliki total pembiayaan sebesar Rp 144 triliun atau setara dengan 39,13% total pembiayaan seluruh bank syariah dan UUSdi Indonesia yang berada di angka Rp 368 triliun.

Dari sisi dana yang dihimpun juga tidak kalah fantastis yakni Rp 186 triliun yang merupakan 48,98% total dana yang dihimpun oleh seluruh perbankan syariah dan UUS.

Saat ini ketiga bank pelat merah ini setidaknya memiliki jumlah karyawan sebanyak 20.000 ribu lebih yang tersebar di 1.200 cabang di seluruh Indonesia.

Dengan aset-aset yang dimiliki oleh bank-bank yang digabungkan ini, maka BSI nantinya akan memiliki 1.200 cabang di seluruh Indonesia.

Selain kantor cabang, nasabah juga kan difasilitas dengan 1.700 ATM di seluruh Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular