10 Saham Paling Boncos di Januari: KAEF -26% sampai AGRO -22%

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
01 February 2021 09:37
Bursa Efek Indonesia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang periode Januari, laju bursa saham domestik masih mengalami tekanan sebesar 1,95% ke posisi 5.862,35 meski sebelumnya ada ekspektasi bahwa Januari Effect akan membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) positif.

Akumulasi berbagai sentimen di awal tahun seperti vaksinasi massal dan ekspektasi pemulihan ekonomi dengan membaiknya kinerja emiten memang sempat membawa laju IHSG melaju di teritori positif dan menyentuh level di rentang 6.500 pada pertengahan Januari dengan nilai transaksi harian rata-rata di atas Rp 20 triliun.

Namun, akumulasi pelbagai sentimen negatif mengguncang bursa saham domestik, seperti pemberlakukan kembali kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang membuat IHSG pada Jumat pekan lalu, terkoreksi 1,96% di posisi 5.862. Sedangkan, dalam sepekan terakhir, IHSG sudah terkoreksi sebesar 7,05%.

Bersamaan dengan penurunan tersebut, terdapat beberapa saham yang sebulan terakhir juga terkoreksi cukup agresif, di antaranya adalah saham emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

Mengacu data BEI, saham perseroan turun sebesar 26,59% ke posisi Rp 3.120 per saham dalam sebulan terakhir, dengan nilai transaksi Rp 6,8 triliun. Sepanjang Januari, saham KAEF juga berhari-hari mengalami auto reject bawah (ARB).

Bahkan, sentimen vaksinasi kedua yang dilakukan Presiden Jokowi pada Rabu, 27 Januari tak serta merta membuat saham di sektor farmasi terangkat, malah mengalami koreksi dalam.

Belum ada katalis yang signifikan yang bisa memulihkan emiten di sektor ini. Terbaru misalnya, Kimia Farma memang ada rencana kerja sama pembangunan pabrik Paracetamol dengan PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI). Kerja sama ini memiliki nilai investasi mencapai US$ 40 juta-US$ 50 juta (Rp 560 miliar-Rp 700 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Ganti Winarno, Sekretaris Perusahaan KAEF menyebut dana investasi untuk pabrik ini nantinya akan bersumber dari penyertaan modal negara (PMN) dan pinjaman dari perbankan. Seperti diketahui, sektor kesehatan telah mendapatkan alokasi PMN senilai Rp 2 triliun dari pemerintah, dimana Rp 1 triliun akan diberikan kepada sektor farmasi.

Saham BUMN lainnya yang juga terkoreksi dalam ialah PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO). Saham anak usaha BRI ini anjlok 22,22% dalam sebulan ke posisi Rp 805 per saham dengan nilai transaksi Rp 7,3 triliun.

Kabar terbaru dari AGRO belakangan ini cukup mencuat perihal rencana BRI, selaku perusahaan induk menyiapkan perseroan menjadi bank digital.

Menurut Direktur Utama BRI, Sunarso, secara bisnis, BRI Agro saat ini dinilai sudah cukup baik. Sehingga sewaktu-waktu bila mengubah model bisnis BRI Agro menjadi bank digital cukup memungkinkan. AGRO, nantinya akan menjadi kendaraan bagi BRI untuk masuk ke bank digital.

Pasalnya, bank digital saat ini sudah menjadi tren seiring regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memberi restu neo bank di Indonesia, alias bank yang sepenuhnya digital, tak perlu lagi kantor cabang. Selain itu, beberapa bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga sudah mengakuisisi dua bank untuk masuk ke bisnis digital.

"Tentang bisnis digital apakah nanti terkait dengan BRI Agro digunakan sebagai kendaraan untuk mengembangkan bisnis digital? Saya kira kita ada arah ke sana," kata Sunarso, dalam konferensi pers usai RUPLSB kemarin.

Namun, untuk masuk ke bank digital ini, masih ada beberapa persiapan yang harus dibutuhkan, mulai dari kesiapan sumber daya manusia, infrastruktur, target pasar, hingga produk yang akan dijual oleh BRI Agro. "BRI Agro sizenya cukup untuk dijadikan bank digital," tuturnya.

Berikut ini deretan 10 saham paling boncos dalam sebulan terakhir:

10 Saham Top Loser Januari 2021:

  1. PT Kimia Farma Tbk (KAEF), saham -26,59% Rp 3.120, transaksi Rp 6,8 T.
  2. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), saham -24,81% Rp 97, transaksi Rp 1,3 T.
  3. PT PP Properti Tbk (PPRO), saham -24,47% Rp 71, transaksi Rp 1,1 T.
  4. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), saham -22,22% Rp 805, transaksi Rp 7,3 T.
  5. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), saham -20,66% Rp 192, transaksi Rp 968,5 M.
  6. PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), saham -20% Rp 460, transaksi Rp 8,7 T.
  7. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), saham -19,40% Rp 54, transaksi Rp 1,2 T.
  8. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), saham -18,73% Rp 1.345, transaksi Rp 13,2 T.
  9. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), saham -17,05% Rp 292, transaksi Rp 1,6 T.
  10. PT Adaro Energy Tbk (ADRO), saham -16,08% Rp 1.200, transaksi Rp 4 T.

(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Impor Batu Bara RI, Saham Batu Bara Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular