Harga Minyak Kedelai Naik, Harga CPO Ikutan Dapat Berkah

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga minyak nabati turut mengerek naik harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Negeri Jiran pada perdagangan hari ini, Selasa (26/1/2021).
Harga kontrak futures (berjangka) CPO pengiriman April yang ramai diperjualbelikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange itu menguat 0,71% dibanding penutupan kemarin. Pada 10.55 WIB, harga CPO dipatok di RM 3.265/ton.
"Harga naik karena mengikuti apresiasi harga di pasar lain" kata seorang trader yang berbasis di Kuala Lumpur kepada Reuters. Harga kontrak minyak kedelai yang paling aktif ditransaksikan di Bursa Komoditas Dalian China menguat 1,3%. Sementara untuk kontrak minyak sawitnya melesat 1,1%.
Kenaikan harga CPO Malaysia tidak bisa banyak-banyak lantaran pelaku pasar masih mengantisipasi pajak ekspor yang tinggi dan kinerja ekspor yang mengecewakan.
Survei yang dilakukan oleh AmSpec Agri Malaysia menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit Malaysia pada periode 1-20 Januari drop 41% dibanding periode yang sama bulan lalu menjadi 632.827 ton. Padahal di periode yang sama bulan lalu ekspor Malaysia tercatat sebesar 1.073.663 ton.
Harga CPO drop lantaran pasar utama ekspor minyak sawit Malaysia yaitu China lebih memilih membeli minyak sawit dari rivalnya yaitu Indonesia. Harga yang sudah mahal ditambah dengan pajak ekspor yang tinggi menjadi faktor penyebabnya. Pajak ekspor minyak sawit Malaysia untuk bulan Februari ditetapkan sebesar 8%.
Berdasarkan survei Reuters, produksi CPO di dua negara produsen utama (Indonesia dan Malaysia) bakal naik tahun ini. Saat pasokan naik, wajar saja harga turun. Pada 2021, konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan produksi CPO sebanyak 48,3 juta ton. Naik 1,89% dibandingkan 2020.
Sementara produksi CPO Malaysia tahun ini diperkirakan 19,6 juta ton. Tumbuh 2,4% ketimbang tahun lalu.
Meski begitu, pelaku pasar memperkirakan harga CPO sepanjang 2021 lebih baik ketimbang 2020. Konsensus Reuters memperkirakan rata-rata harga CPO tahun ini di RM 2.800/ton, tertinggi sejak 2012.
Dalam laporan terbarunya Fitch Solutions meramal harga minyak sawit kemungkinan akan berada pada level tertinggi 11 tahun di RM 3.050 ringgit (US$ 753,6) per ton pada tahun 2021
Namun pada tahun 2022 Fitch meramal harga rata-rata akan turun menjadi RM 2.600 per ton karena pertumbuhan produksi minyak sawit diperkirakan akan meningkat di tengah hasil yang lebih tinggi dan penggunaan pupuk yang lebih tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
China Mau Impor Sawit Lebih Banyak dari RI, CPO Malah Drop 2%
(twg/twg)