Bank Syariah Terbesar RI Hadir, Ini Sejumlah Fakta Menariknya

Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 January 2021 10:45
Presiden Joko Widodo dalam acara Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang
Foto: Presiden Joko Widodo dalam acara Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang" dan peresmian "Brand Ekonomi Syariah. (Tangkapan Layar Youtube Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran bank syariah terbesar di Indonesia tinggal menghitung hari. Sesuai jadwal penggabungan tiga bank syariah dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mulai efektif berjalan 1 Februari 2021, Senin pekan depan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembentukan bank syariah ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperkuat industri keuangan syariah di Indonesia. Entitas baru dari penggabungan tiga bank tersebut nantinya akan diberi nama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) dan tetap menggunakan kode saham BRIS, karena entitas suvivornya adalah PT Bank BRISyariah Tbk.

"Kita memperkuat industri keuangan syariah dengan membangun satu bank syariah terbesar di Indonesia," kata Jokowi dalam Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Peresmian Brand Ekonomi Syariah di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/1/2021).

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang menyebut penetrasi perbankan syariah di Indonesia sangat jauh ketinggalan dibandingkan dengan bank konvensional.

"Kita liat opportunity penggabungan Himbara fokus syariah kita ingin hasil merger ini bisa membuktikan sebagai negara mayoritas muslim punya bank syariah kuat secara fundamental," kata dia dalam webinar Masyarakat Ekonomi Syariah, Jumat (22/1/2021).

Pemerintah pun telah menunjuk Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi selaku direktur utama di bank syariah ini nanti.

Hery mengatakan saat ini bank ini tengah menantikan keluarnya izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga bank ini bisa beroperasi secara penuh ke depannya.

Berikut fakta-fakta atas penggabungan bank syariah ini yang perlu disimak sebelum penggabungan ini rampung.

Kehadiran bank syariah terbesar ini, membuat harga saham BRIS terus reli. Hari ini, harga sahamnya naik 0,62% ke harga Rp 3.260/unit. Jika dihitung secara year to date, saham BR sudah naik 876,05%. 

BSI ini merupakan bentukan dari tiga bank syariah yang dimiliki pemerintah melalui tiga bank anggota Himbara, yakni PT Bank Syariah Mandiri (BSM) anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT BNI Syariah (BNIS) anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT BRISyariah Tbk (BRIS) anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Penggabungan ini juga masih menunggu proses pengesahan nama baru bank hasil penggabungan, yakni PT Bank Syariah Indonesia (BSI) di Kementerian Hukum dan HAM.

Bank hasil penggabungan nantinya merupakan BRISyariah yang nantinya akan berganti nama menjadi BSI dengan tetap menggunakan BRIS sebagai ticker perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Setelah penggabungan selesai, bank ini langsung akan melesat masuk dalam top 10 bank dengan aset terbesar di Indonesia dan praktis menjadi bank syariah dengan aset terbesar di dalam negeri.

Bank ini ke depan ditargetkan bisa memiliki modal inti mencapai di atas Rp 30 triliun atau menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) 4 setidaknya pada 2022.

"Dari sisi permodalan, ada ruang untuk lebih optimal. Bergabungnya tiga bank ini nantinya modal itu akan mencapai Rp 20,4 triliun [Buku 3] cukup besar. Kalau ketentuan OJK itu Rp 30 triliun modal bank BUKU 4, dengan nanti rights issue ada harapan jadi bank BUKU 4 itu bukan keniscayaan, diharapkan di awal 2022 kami perkirakan cita-cita itu bisa dicapai," kata Hery.

Dari sisi Aset, BSI akan menjadi salah satu bank syariah di dunia. Nilai aset peggabungan tiga bank tersebut lebih dari Rp 200 triliun.

"Dalam skala aset yang Rp 200 triliun ini baik dari skala operasi, economic skill perbankan maupun dari segi present in the market juga diharapkan bisa meningkat. Dengan adanya penggabungan ini diharapkan di dalam peta perbankan di Indonesia, BSI akan menduduki rangking 7 atau 8 berdasarkan skala asetnya dan secara global ini yang lebih penting BSI akan menjadi satu dari top 10 global bank islamic," kata Nawal Nelly, Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN Selasa (19/1/2021).

Berdasarkan data Kementerian BUMN, BRIS menargetkan pembiayaan bisa mencapai Rp 272 triliun atau sepadan dengan US$ 19,43 miliar (kurs Rp 14. 000/US$) pada 2025 dan pendanaan pada masa itu mencapai Rp 336 triliun atau setara US$ 24 miliar.

Bank Syariah terbesar di Indonesia ini dinilai bakal berdaya saing global dan memiliki potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global bersandarkan kapitalisasi pasar.

Kementerian BUMN menyebut, gabungan bank syariah BUMN ini akan memiliki kemampuan untuk merambah perusahaan tinggi yang didukung oleh produk syariah baru yang mampu bersaing dengan global dan menjanjikan bisnis anyar.

"Neraca dan kemampuan keuangan yang baik, dengan tumpuan Rp 272 triliun pembiayaan pada 2025 dan pendanaan Rp 336 triliun pada 2025," tulis dokumen tersebut, dikutip Minggu (20/12/2020).

Berdasarkan data tersebut, memperhitungkan laporan keuangan Juni 2020, gabungan tiga bank syariah BUMN ini akan menghasilkan total aktiva mencapai Rp 214,65 triliun, terdiri dari aset BSM Rp 114,40 triliun, BNI Syariah Rp 50,76 triliun, & BRIS Rp 49,58 triliun.

Bank SyariahFoto: Dok Kementerian BUMN
Bank Syariah

Bank hasil penggabungan tiga bank syariah BUMN ini menargetkan bisa membawa perusahaan dalam negeri, terutama BUMN untuk bisa menerbitkan sukuk di pasar global.

Hery mengungkapkan bank syariah ini nantinya ditargetkan bisa merambah pasar keuangan syariah global.

"Yang belum ada juga market sukuk global, terutama di middle east karena potensi besar," kata Hery dalam konferensi pers virtual, Rabu (16/12/2020).

Rencana ekspansi ini akan ditunjang dengan rencana bank hasil penggabungan ini untuk membuka kantor cabang atau kantor representatif di Dubai, Uni Emirat Arab tahun depan.

Untuk target wholesale banking di dalam negeri, perusahaan menargetkan bisa memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek infrastruktur pemerintah dengan tingkat pendanaan yang lebih besar sekaligus menjadi lead dalam pembiayaan sindikasi.

Manajemen BRIS menegaskan akan terus mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) seperti yang sudah dilakukan selama ini. Proyeksi dana yang akan disalurkan mencapai Rp 53,83 triliun.

Adapun persentase penyaluran bagi UMKM dari tiga bank syariah yang akan merger ini diproyeksikan akan mencapai 23% pada Desember 2021 dari total pembiayaan.

Selain itu, Bank Hasil Penggabungan siap untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), serta organisasi kemasyarakatan lainnya untuk memajukan pelaku UMKM di Tanah Air.

"Dukungan bagi UMKM tidak akan kendor, karena merekalah tulang punggung perekonomian nasional. Bank Syariah Indonesia akan menjadi bagian ekosistem dan sinergi pemberdayaan pelaku usaha UMKM, mulai dari fase pemberdayaan hingga penyaluran KUR Syariah," jar Ngatari, Dirut BRISyariah, yang juga Anggota Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN.

Selain akan terjadi penggabungan bisnis dan konsolidasi aset, perihal karyawan juga menjadi poin penting dalam penggabungan bank-bank ini.

Nantinya, karyawan BNIS dan BSM yang bergabung di bank baru ini akan dilanjutkan masa kerjanya. BNIS dan BSM akan mematuhi seluruh hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perlu diketahui, saat ini ketiga bank pelat merah ini setidaknya memiliki jumlah karyawan sebanyak 20.000 ribu lebih yang tersebar di 1.200 cabang di seluruh Indonesia.

Dengan aset-aset yang dimiliki oleh bank-bank yang digabungkan ini, maka BSI nantinya akan memiliki 1.200 cabang di seluruh Indonesia.

Selain kantor cabang, nasabah juga kan difasilitas dengan 1.700 ATM di seluruh Indonesia.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular