
Tenang ya Investor! Sesi 2 IHSG Bakal Lebih Adem

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat mencicipi zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada penutupan sesi pertama Jumat (22/1/2021), menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5% ke 6.317,864. Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan dan 124 lainnya flat. Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali.
Nilai transaksi bursa mencapai Rp 10,8 triliun, di mana investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 68 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka memilih melepas sahamnya jelang akhir pekan ini.
Pada pagi tadi, IHSG sempat dibuka menguat tipis sebesar 0,09% ke 6.419,57. Namun selang 5 menit kemudian IHSG sudah berbalik minus 0,08% di level 6.408,92. Pemodal memanfaatkan momentum perpanjangan PPKM untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking).
PPKM yang berlaku sejak 11 Januari hingga 25 Januari di kota besar Jawa-Bali tak membuahkan hasil, dengan terus meningkatnya jumlah kasus Covi-19. Oleh karenanya, pemerintah pusat memperpanjang kebijakan tersebut hingga 8 Februari mendatang.
Keputusan perpanjangan PPKM tersebut itu disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/1/2021).
Dari luar negeri, kabar buruk datang dari Amerika Serikat (AS) di mana tim Presiden Joe Biden menegaskan bahwa sikap pemerintah AS terhadap China tak akan berubah. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa perang dagang masih akan terus berkobar dan merusak prospek pemulihan ekonomi dunia.
![]() Analisis teknikal IHSG, 22 Januari 2021/Tri Putra |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar atas maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.346. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.298.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 37, yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks selanjutnya cenderung netral alias sideways.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways atau menyamping, hal ini dikonfirmasi oleh indikator RSI yang netral
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500