
Gubernur BI: Taper Tantrum The Fed Masih Lama!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed masih akomodatif. MH Thamrin menilai pengetatan kebijakan moneter di Negeri Paman Sam baru akan terjadi dalam hitungan tahun yang akan datang.
Gubernur BI Perry Warjiyo optimistis perekonomian global akan semakin membaik dan akan meningkat kepada perekonomian domestik, meskipun pandemi Covid-19 masih akan membebani. Oleh karena itu, menurut Perry, kebijakan The Fed berpotensi tidak akan berubah dan kebijakan akomodatif itu akan dilakukan melalui tingkat suku bunga yang rendah hingga suntikan likuiditas.
"Fed akan mengadopsi suku bunga rendah dan likuiditas longgar. Saya belum melihat dan tidak melihat adanya kemungkinan taper tantrum tahun ini, masih akan lama," jelas Perry dalam sebuah seminar virtual, Jumat (22/1/2021).
Perry juga melihat kebijakan The Fed kemungkinan masih akan sama tingkat akomodatifnya seperti tahun kemarin karena pemulihan ekonomi akan berjalan secara bertahap. Kebijakan akomodatif dari The Fed ini juga serupa dengan kebijakan yang mungkin dijalankan oleh para pejabat bank sentral dari negara-negara lain.
"Bahkan di Bank Sentral Jepang likuiditas longgar sampai 2023," kata Perry melanjutkan.
Dengan proyeksi ini, Perry optimis pemulihan ekonomi dunia dan di berbagai negara, termasuk Indonesia bisa didukung. Serta pasar keuangan pun akan terjaga.
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada Januari 2021 sebesar 3,75%. Keputusan mempertahankan suku bunga tersebut sejalan dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang terjaga.
(aji/aji) Next Article Janji Gubernur BI: Suku Bunga Rendah, Likuiditas Melimpah!
