Neraca Dagang Sinyalkan Pemulihan, Harga SBN Ditutup Melemah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
15 January 2021 18:34
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Jumat (15/1/21) mayoritas ditutup melemah, di tengah ekspektasi perekonomian akan membaik sehingga investor lebih memilih memegang aset yang berimbal hasil dan berisiko tinggi di luar SBN.

Mayoritas Surat Berharga Negara (SBN) hari ini cenderung dilepas oleh investor, kecuali SBN berseri FR0067 dengan tenor 25 tahun yang ramai dikoleksi oleh investor. Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami kenaikan yield, tetapi tidak untuk yield SBN seri FR0067 yang turun 4,1 basis poin (bps) ke level 7,276%.

Sementara itu, yield SBN Seri FR0082 berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara naik 1,4 bps ke level 6,304% hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang turun. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Naiknya yield SBN terjadi di tengah dat neraca perdagangan yang surplus dengan surplus impor yang menurun--mengindikasikan kenaikan permintaan bahan baku dan barang modal di dalam negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca dagang Desember 2020 mengalami surplus sebesar US$ 2,1 miliar, menjadi surplus dalam 8 bulan beruntun. Sepanjang tahun 2020, surplus neraca dagang tercatat sebesar US$ 21,74 miliar, tertinggi sejak tahun 2011 lalu.

BPS melaporkan nilai ekspor tercatat US$ 16,54 miliar, tumbuh 14,63% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Sementara untuk impor, pada Desember 2020 sebesar US$ 14,44 miliar atau turun tipis 0,47%.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor terkontraksi 11,26% YoY. Sedangkan konsensus versi Reuters memperkirakan impor turun 12,27% YoY. Sementara itu, neraca perdagangan diproyeksikan surplus US$ 2,58 miliar sementara konsensus Reuters berada di US$ 2,3 miliar.

Dengan surplus neraca dagang yang diumumkan BPS, maka transaksi berjalan (current account) Indonesia kemungkinan besar akan surplus juga di kuartal IV-2020. Data tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian akan membaik sehingga terjadi aksi jual obligasi yang membuat posisi yield SBN meningkat.

Meski demikian, masih ada risiko yang membayang, dari kenaikan jumlah kasus Covid-19 yang menyebabkan beberapa negara kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown). Hal tersebut dapat meningkatkan risiko pada pemulihan ekonomi. 

Dus, harga SBN 25 tahun masih menguat, diburu pemodal yang mengindikasikan bahwa sebagian investor masih memilih mengungsikan dananya ke instrumen tersebut. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular