
Vaksinasi Dimulai, Simak Dulu 7 Kabar Pasar Sebelum Trading

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 0,2% ke 6.395,66 poin pada perdagangan Selasa (12/1/2021).
Nilai transaksi yang tercatat mencapai hampir Rp 26 triliun. Asing masuk dan mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp 605 miliar di pasar reguler.
Sentimen yang menjadi penggerak utama pasar keuangan domestik hari ini adalah vaksin Covid-19. Setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan untuk melabeli vaksin buatan Sinovac itu suci dan halal kini giliran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang angkat suara.
Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap hasil uji klinis tahap III vaksin Sinovac di RI, diperoleh tingkat keampuhannya (efficacy) sebesar 65,3%. Memang lebih rendah dibanding hasil yang diperoleh di Turki dan Brasil yang masing-masing mencapai 91,25% dan 78%.
Namun efficacy tersebut masih lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan WHO di angka 50%. Menurut keterangan BPOM vaksin Covid-19 yang diberi nama CoronaVac tersebut juga aman dan hanya memberikan gejala ringan seperti demam.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, BPOM akhirnya merestui penggunaan vaksin CoronaVac untuk keadaan darurat (emergency use authorization/EUA). Setelah BPOM memberikan lampu hijau, Presiden Joko Widodo akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin.
Untuk memulai lagi perdagangan hari ini Rabu (13/1/2021), ada baiknya disimak sederet kabar emiten yang terjadi kemarin.
1. Cari Suntikan Investor Baru, Induk SCTV Private Placement
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) bakal melakukan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement.
Jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 5,50 miliar saham atau setara dengan 9,75% dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh.
Berdasarkan informasi yang disampaikan perusahaan, jumlah saham tersebut secara total adalah 10% atau 5,64 miliar saham, kemudian dikurangi dengan alokasi MESOP (saham untuk manajemen) sebanyak 141 juta saham.
2. Saham Disuspensi, Begini Penjelasan IRRA soal Prospek Bisnis
Manajemen emiten distributor alat kesehatan, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menjelaskan soal prospek bisnis perusahaan di tahun ini di tengah kondisi harga saham perusahaan yang baru saja dihentikan sementara (suspensi) perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa ini (12/1/2021).
Dalam surat penjelasan kepada BEI, Direktur IRRA Pranoto Satno Raharjo mengatakan perseroan menargetkan pertumbuhan sebesar 80% - 100% tahun ini, dari indikasi kinerja perusahaan di tahun 2020.
"Indikasi kinerja perusahaan di tahun 2020 tumbuh di kisaran 90%-95% untuk pendapatan dan kisaran 70% - 80% untuk laba bersih dibandingkan tahun 2019 (YoY)," katanya, dalam keterbukaan informasi di BEI, Selasa (12/1/2021).
3. Deal! KAEF-Pertamina Bangun Pabrik Paracetamol Rp 700 M
Rencana kerja sama pembangunan pabrik Paracetamol antara PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) memiliki nilai investasi mencapai US$ 40 juta-US$ 50 juta (Rp 560 miliar-Rp 700 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Sekretaris Perusahaan KPI Ifki Sukarya mengatakan pembagian porsi investasi ini akan bergantung pada skema bisnis yang akan dijalankan kedua perusahaan nantinya.
"Untuk estimasi total biaya investasi dari KPI dan KAEF sebesar 40-50 juta USD. Untuk pembagian porsinya akan ditentukan berdasarkan skema bisnis yang dijalankan," kata Ifki kepada CNBC Indonesia pekan lalu.
