Nah Loh! Dolar Australia Makin Mahal, Tertinggi 6 Tahun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 January 2021 12:53
FILE PHOTO: Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz/File Photo
Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (12/1/2021), dan masih kokoh di level tertinggi dalam lebih dari 6 tahun terakhir.

Pada pukul 11:36 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.885,6, dolar Australia menguat 0,42% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Posisi tersebut tidak jauh dari Rp 10.847,08/AU$ yang disentuh pada Jumat lalu, dan merupakan level tertinggi sejak September 2014.

Ekspektasi membaiknya kondisi ekonomi menjadi pemicu penguatan dolar Australia. Gubernur bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA), Philip Lowe, menunjukkan sikap optimis perekonomian Australia akan bangkit dari resesi yang terjadi untuk pertama kalinya dalam 3 dekade terakhir.

"Pemulihan ekonomi sedang berlangsung, dan data ekonomi yang dirilis belakangan ini lebih baik dari perkiraan sebelumnya," kata Lowe, sebagaimana dilansir Reuters awal Desember lalu.

"Ini adalah kabar bagus, tetapi pemulihan ekonomi masih belum terjadi secara menyeluruh, dan masih sangat tergantung dari dukungan kebijakan moneter dan fiskal," katanya.
Data terbaru mendukung optimisme tersebut. Biro Statistik Australia kemarin melaporkan penjualan ritel bulan November tumbuh 7,1% month-to-month (MtM), tertinggi sejak Mei 2020 lalu.

Jika penjulan ritel Australia sudah menunjukkan pertumbuhan, Indonesia masih terus terkontraksi.

Penjualan eceran yang dicerminkan dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada November 2020 tumbuh -16,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang -14,9% YoY.

Namun secara bulanan MtM ada perbaikan. Pada November 2020, IPR tumbuh -1,2% MtM sementara bulan sebelumnya -5,3% MtM.

"Penjualan eceran secara bulanan tumbuh membaik ditopang oleh sebagian besar kelompok barang dengan penjualan Sandang, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Suku Cadang dan Aksesoris tumbuh positif. Secara tahunan, kinerja penjualan eceran periode November 2020 mengalami kontraksi sedikit lebih dalam dari bulan sebelumnya, terutama dipengaruhi oleh kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya," sebut laporan Bank Indonesia (BI), Selasa (12/1/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia 2 Hari KO, Bukti Rupiah Perkasa Meski Libur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular