Besok Vaksinasi Corona Dimulai, Coba Cek Saham KAEF & INAF

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
12 January 2021 08:36
Vaksin Covid-19
Foto: Mobil truk biofarma yang membawa vaksin Covid-19 tiba di Dinas Kesehatan (Dinkes), Jakarta, Kamis (9/1/2021). Vaksin tersebut di bawa dari Bio Farma Bandung untuk disimpan di gudang Dinkes DKI Jakarta. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Secara fundamental, saham INAF sudah terbilang mahal, yang ditunjukkan oleh valuasi harga dibanding nilai bukunya (price to book value/PBV) di angka 31,88 kali, lebih mahal dibandingkan dengan rata-rata saham farmasi lainnya di angka 1,66 kali dilansir dari Refinitiv.

Sedangkan, PBV saham KAEF di angka 4,12 kali, masih lebih mahal sedikit dibandingkan dengan rata-rata saham farmasi lainnya di angka 1,66 kali.

PBV adalah rasio harga terhadap nilai buku, biasa digunakan untuk melihat seberapa besar kelipatan dari nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya. Misalkan PBV sebesar 4x, artinya harga saham sudah tumbuh sebesar 4 kali lipat dibandingkan kekayaan bersih perusahaan.

Sedangkan apabila menggunakan metode valuasi laba bersih dibandingkan dengan harga sahamnya (price to earnings ratio/PER), karena INAF masih merugi, oleh karena itu metode valuasi tersebut tidak bisa diukur signifikan, karena hasilnya negative yakni di angka -769,42

Sementara, PER saham KAEF sudah terbilang mahal, yakni sudah di angka 722,29 kali, lebih mahal dibandingkan dengan rata-rata saham keuangan yang memiliki PER sebesar 13,76 kali.

PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular