Diborong Garuda-Lion-Sriwijaya, Ini Awal Mula Boeing Masuk RI

tahir saleh, CNBC Indonesia
10 January 2021 15:15
Sriwijaya Air (Detik Finance)
Foto: Sriwijaya Air

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar duka menghampiri dunia penerbangan Indonesia. Ini setelah pesawat Boeing 737-500 dengan nomor penerbangan SJ182 milik maskapai nasional Sriwijaya Air jatuh pada Sabtu (9/1/2021).

Pesawat komersial rute Jakarta-Pontianak ini sebelumnya hilang kontak di perairan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Pesawat itu diketahui lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dari Jakarta menuju Pontianak, Kalimantan Barat.

Kronologi kecelakaan ini terjadi hilang kontak pada pukul 14.36 WIB. Pukul 14.37 WIB masih memberikan kontak untuk menaikkan ketinggian menjadi 29.000 kaki. Pukul 14.40 pesawat tidak mengarah pada 075 derajat melainkan ke Barat Laut.

Sampai berita ini ditulis, pencarian demi pencarian terus dilakukan oleh tim SAR gabungan dari berbagai instansi. Titik fokus pencarian antara Pulau Laki dan Pulau Lancang di Kepulauan Seribu.

Dengan insiden ini, bertambah lagi rekam jejak kecelakaan pesawat dari Boeing. Kecelakaan yang hingga kini masih teringat adalah jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 milik maskapai Indonesia lainnya, Lion Air PK-LQP bernomor JT 610 yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.

Pesawat lepas landas pada pukul 06.20 WIB pada 29 Oktober 2018 dan membawa 189 orang, termasuk pilot, kopilot, lima pramugari, dan para penumpang.

Ketika itu, pilot sempat meminta izin ke menara kontrol untuk kembali ke Bandara Soetta saat berada di ketinggian 3.000 kaki, namun selanjutnya pesawat hilang kontak, sampai akhirnya ditemukan serpihan pesawatnya mengambang di Laut Karawang.

Kecelakaan berikutnya dari pesawat buatan Boeing ini yakni milik Ethiopian Airlines yang jatuh pada 10 Maret 2019. Kecelakaan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 itu menewaskan seluruh penumpang dan awak kabinnya yang berjumlah 157 orang.

Berdasarkan situs planespotters, pesawat Sriwijaya Air SJ182 ternyata telah berusia 26 tahun lebih.

Pesawat tersebut awalnya dikirim Boeing ke pemilik pertamanya yakni Continental Air Lines (Amerika Serikat) pada 31 Mei 1994. Maskapai AS ini memiliki pesawat tersebut sampai 2010, lalu kepemilikannya berpindah ke United Airlines.

United Airline memiliki pesawat tersebut hanya 4 tahun, dan kemudian Sriwijaya Air mulai memiliki pesawat tersebut pada 15 Mei 2012.


NEXT: Awal Mula Boeing Masuk RI

Berdasarkan situs resmi Boeing, perusahaan AS bernama lengkap The Boeing Company ini menyatakan berkomitmen mendukung sektor penerbangan komersial Indonesia dengan pesawat paling inovatif dan hemat bahan bakar.

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), operator maskapai milik BUMN yang pertama memesan secara komersial. Garuda Indonesia, sepanjang sejarahnya, tulis Boeing, telah memesan lebih dari 150 pesawat Boeing.

Selama masa ekspansi bisnis di tahun 1960-an, Garuda menerima pengiriman jet Douglas DC-8, diikuti dengan pengenalan tipe DC-9, DC-10, dan Boeing 747-200 pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Saat ini, Garuda Indonesia mengoperasikan armada campuran yang mencakup Boeing Next-Generation, 737-800 dan 777-300ER (Jangkauan Diperpanjang) dan 737 MAX 8 baru.

Lion Air Group yang mulai beroperasi pada Juni 2000 menyewa 737-200 dan saat ini menjadi operator domestik terbesar di Indonesia. Perusahaan milik Rusdi Kirana tersebut adalah pelanggan tipe 737-900ER dan menerima 737-900ER pertama di dunia pada April 2007. Lion Air Group juga merupakan pelanggan pertama untuk 737 MAX 9.

Pada Singapore Airshow 2012, Boeing dan Lion Air menyelesaikan pesanan bersejarah hingga 230 unit tipe 737, termasuk 201 jenis 737 MAX dan 29 tipe Next-Gen 737-900ER senilai US$ 22,4 miliar berdasarkan harga jual (setara Rp 314 triliun, kurs Rp 14.000?US$). Pada saat itu, ini adalah pesanan pesawat komersial terbesar dalam sejarah Boeing berdasarkan nilai dolar dan jumlah total pesawat.

Anak perusahaan Lion Air Group, Malindo Air juga menerima pengiriman pertama 737 MAX 8 pada Mei 2017. Pada Paris Air Show 2017, Lion Air Group mengumumkan komitmen untuk 50 unit 737 MAX 10s dan menjadi bagian dari pembeli saat peluncuran untuk versi terbaru dari tipe keluarga jenis 737 MAX.

Saat ini, Lion Air Group, melalui jalur utamanya Lion Air dan anak perusahaannya Malindo Air, Batik Air dan Thai Lion, mengoperasikan lebih dari 180 pesawat Boeing, termasuk Next-Generation 737-800, 737-900ER dan 737 MAX 8 yang baru.

Adapun Sriwijaya Air, maskapai penerbangan terbesar ketiga di Indonesia, mengoperasikan armada Boeing 737 Classic dan 737 Next-Generation. Maskapai swasta ini menerima pengiriman dua 737-900ER baru pada Agustus 2015.

Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia menerima pengiriman pesawat kepresidenan pertama negara tersebut, Boeing Business Jet 2 (BBJ 2). Dengan jangkauan lebih dari 5.500 mil laut (10.200 kilometer), pesawat ini memungkinkan pejabat pemerintah untuk menyelesaikan perjalanan lintas benua dengan nyaman dan aman.

"Dukungan manufaktur Indonesia untuk pesawat komersial Boeing mencakup pemasok yang memproduksi sistem avionik, suku cadang komposit, dan suku cadang mesin presisi," tulis penyataan Boeing, dalam situs resminya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular