
Heboh Saham Raffi dkk, Perlukah Aturan Main Investor Ritel?

Selain Tommy yang juga trader saham, Hasan Zein Mahmud, sesepuh pasar modal Indonesia yang juga Direktur Utama Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode pertama (1991-1996) juga ikut angkat suara.
"Influencers adalah bebek penggerak. Terutama di tengah masyarakat yang 'maaf' belum well-educated. Mereka menggerakkan massa. Idola. Panutan. Pemberi inspirasi. Vote getter dalam kancah politik," kata mantan Dirut Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) era 2003 ini.
Menurut dia, dalam dunia investasi peran mereka vulnerable. "Opini menyesatkan bisa menggiring orang orang masuk jurang. Secara sengaja memberikan misleading information, itu tindak pidana."
Hasan menilai, perlu ada peningkatan dari sisi pemahaman investasi seorang influencer saham sebelum 'menggiring' para followernya untuk berinvestasi.
"Kita sangat berterimakasih kalau mereka bersedia ikut mendidik investor. Meningkatkan literasi investasi. Pertanyaan paling penting: Bagaimana membantu literasi investasi, kalau mereka sendiri illiterate dalam investasi? Investasi boleh jadi berbeda dengan arena politik. Gegap gempita tidak produktif."
Sebelumnya Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo mengatakan, otoritas bursa akan mengajak diskusi. Peran mereka, kata Laksono, penting untuk mengenalkan investasi saham ke masyarakat luas.
"Namun juga perlu mengingatkan mereka akan tanggung jawab moral mereka untuk para followers-nya dan kemungkinan potensi tuntutan hukum dari para pengikutnya apabila ada yang bisa dikecewakan," kata Laksono, kepada awak media, Selasa (5/1/2021).
Tidak hanya itu, BEI juga mengajak para pemengaruh itu mengikuti Sekolah Pasar Modal agar mempunyai pemahaman yang lebih memadai mengenai investasi di pasar modal.
[Gambas:Video CNBC]
