Putri Saudi Doyan Indomie, Sinyal Positif Saham ICBP-INDF?

tahir saleh, CNBC Indonesia
06 January 2021 17:10
Putri Kerajaan Saudi, Princess Jauhara, bertemu dengan pejabat Konsulat Jenderal RI di Jeddah. Dok. KJRI Jeddah
Foto: Putri Kerajaan Saudi, Princess Jauhara, bertemu dengan pejabat Konsulat Jenderal RI di Jeddah. Dok. KJRI Jeddah

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham dua emiten konsumer Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan anak usahanya produsen Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sama-sama ditutup terkoreksi pada perdagangan saham Rabu ini (6/1/2021).

Data BEI mencatat, saham INDF ditutup minus 1,46% di level Rp 6.750/saham, dengan nilai transaksi Rp 90,29 miliar dan volume perdagangan 13,33 juta saham.

Investor asing masuk ke saham INDF sebesar Rp 10,30 miliar di pasar reguler. Dalam 6 bulan terakhir perdagangan secara akumulatif, saham INDF naik 2,66%.

Sementara itu saham ICBP juga minus 0,26% di posisi Rp 9.425/saham. Nilai transaksi mencapai Rp 97,93 miliar dengan volume perdagangan 10,37 juta saham.

Asing juga belanja saham ICBP di pasar reguler hari ini mencapai Rp 7,15 miliar. Dalam 6 bulan terakhir, saham ICBP naik 3,57%.

Hingga kini belum ada aksi korporasi perusahaan setelah tahun lalu ada aksi besar dengan mengakuisisi Pinehill yang juga perusahaan distributor Indomie untuk pasar Arab Saudi.

Di sisi lain, ada kabar lain yang tak berkaitan dengan kinerja langsung saham dua Grup Salim ini. Kabar itu ialah, Putri kerajaan Arab Saudi, Putri Jauhara, ternyata gemar mengonsumsi mie instan asal Indonesia, Indomie, buatan ICBP. Hal ini ia nyatakan kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah dalam pertemuan beberapa waktu lalu.

Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Jeddah Eko Hartono membagikan sedikit cerita mengenai ini kepada CNBC Indonesia. Ia mengatakan bahwa bangsawan Arab Saudi itu mengatakan bahwa dirinya sangat menyukai Indomie.

Bahkan Putri Jauhara juga membandingkan Indomie dari Indonesia dengan Indomie yang di Arab Saudi. Menurutnya, rasa Indomie yang asli dari Indonesia lebih enak daripada yang ada di negerinya.

"Waktu itu Putri Jauhara dan rombongan berkunjung ke KJRI untuk minta info terkait kemungkinan investasi dan perdagangan dengan Indonesia. Dalam diskusi tersebut, beliau cerita bahwa beliau suka sekali dan produk-produk Indonesia termasuk Indomie," kata Konjen RI di Jeddah Eko Hartono Rabu (6/1/2020).

"Hanya saja beliau komen bahwa rasa Indomie di Arab Saudi beda dengan aslinya di Indonesia. Beliau lebih suka yang aslinya."

Mendengar hal itu, KJRI Jeddah pun kaget. Selain Indomie, Putri kerajaan ini juga dikatakan menyukai karya furniture asal Indonesia.

Sementara itu, mengenai investasi, Arab Saudi juga menyatakan ketertarikan yang tinggi mengenai investasi di bidang properti dan pariwisata. Nantinya pihak KJRI Jeddah berjanji akan menindaklanjuti ketertarikan Putri Jauhara itu.

"Untuk investasi adalah di sektor properti pariwisata karena saya ungkap beberapa properti yang ditawarkan ke KJRI. Insya Allah... Kita akan tindak lanjuti ini dengan meeting-meeting berikutnya," katanya lagi.

Next: Kinerja ICBP-INDF & Analisisnya

Per September 2020, ICBP membukukan laba bersih sebesar Rp 3,96 triliun. Perolehan tersebut, naik 2% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 3,89 triliun.

Mengacu laporan keuangan, selama 9 bulan pertama tahun 2020, ICBP membukukan pertumbuhan penjualan neto konsolidasi sebesar 3% menjadi Rp 33,90 triliun dari Rp 32,79 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu INDF mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,75 triliun, atau tumbuh 6,23% dibanding akhir kuartal III 2019, yang mencatatkan laba bersih Rp 3,53 triliun.

Seperti diketahui, pada akhir Agustus 2020, ICBP telah menyelesaikan transaksi akuisisi seluruh saham yang diterbitkan Pinehill Company Limited senilai US$ 2,99 miliar atau setara Rp 41,56 triliun dengan asumsi kurs Rp 13.901 per dolar AS.

Pinehill tercatat memiliki pangsa pasar yang kuat di 8 negara di kawasan Afrika, Timur Tengah dan Eropa Tenggara dan memiliki sebanyak 12 fasilitas produksi mi instan di 8 negara dengan total populasi 550 juta penduduk dan memiliki jaringan distribusi di 33 negara dengan kapasitas produksi 10 miliar bungkus mie instan.

Pinehill Corpora masih terafiliasi dengan ICBP karena merupakan konsorsium di mana Anthoni Salim memiliki penyertaan secara tidak langsung sekitar sebesar 49% saham Pinehill Corpora.

Mimi Halimin, Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam risetnya, menilai laba bersih ICBP 9M20 masih dianggap di bawah ekspektasi, karena masing-masing hanya merealisasikan 67,4% dan 66,8% dari perkiraan laba bersih FY20 dari prediksi Mirae Asset dan konsensus.

"Sementara itu, pendapatan 3Q20 ICBP mencapai Rp 10,8 triliun, +1,8% YoY, dan -1,7% QoQ, menghasilkan pendapatan 9M20 sebesar Rp 33,9 trililun, atau +3,4% YoY," jelasnya, dalam riset 30 November 2020, dikutip dari situs Mirae Asset.

Beberapa sentimen yang dikaitkan dengan pencapaian laba bersih Q3 yang melemah di antaranya pertumbuhan pendapatan yang relatif datar karena situasi makro masih menantang dan margin EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) yang lebih rendah.

Selain itu, margin rendah ini diyakini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas dan peningkatan biaya operasional.

"Satu sentimen lain yakni biaya lain karena pertukaran mata uang dan beban keuangan yang lebih tinggi karena pinjaman baru untuk akuisisi," kata Mimi.

Mimi menegaskan, meskipun pencapaian laba bersih 3Q20 lebih rendah dari perkiraan, Mirae Asset mengantisipasi pemulihan kinerja secara kuartalan (QoQ) pada 4Q20.

Alasannya, didukung oleh prospek pemulihan kondisi ekonomi secara bertahap dan potensi kontribusi pendapatan yang lebih tinggi dari Pinehill Company Limited yang baru diakuisisi.

"Perhatikan bahwa ICBP baru menyelesaikan transaksi [akuisisi Pinehill] pada 27 Agustus 2020. Rekomendasi kami pada hasil ICBP pasca-3Q20 saat ini sedang ditinjau. Rekomendasi terakhir kami di ICBP adalah Beli dengan target harga Rp 13.250."

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular