Sri Mulyani Bawa Kabar Baik buat IHSG, SUN & Komoditas

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
06 January 2021 16:10
Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021. (Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)
Foto: Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021. (Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membawa beberapa kabar baik bagi pasar saham dan obligasi di Tanah Air. Menkeu menegaskan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah mulai rebound, sementara itu imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) juga membaik.

Selain itu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menyatakan adanya pemulihan harga beberapa komoditas di Indonesia dan global, meskipun harga minyak mentah dunia masih belum kembali ke titik sebelum pandemi Covid-19.

"IHSG sudah menembus level 6.000 di 2020 dan CDS [credit default swap] menurun tajam, setelah melonjak tinggi pada April. Ini sudah normal seperti Januari 2020," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers postur APBN 2021, secara virtual, Rabu (6/1/2020).

"Inflasi menurun, karena permintaan akibat masyarakat yang harus ada PSBB [pembatasan sosial berskala besar]. Sejak September 2020, indeks food volatile, kenaikan, ini kita lihat pada indeks mamin [makanan dan minuman] naik pada Q3 dan Q4. Ini perlu diwaspadai dari inflasi."

Sebagai catatan, CDS adalah kontrak derivatif swap di mana pembeli melakukan pembayaran ke penjual atas penutupan risiko gagal bayar (default) debitornya.

CDS menjadi gambaran persepsi investor terhadap risiko investasi di Indonesia, yang levelnya sudah kembali ke Januari 2020.

"Stabilitas ada di harga komoditas, kecuali minyak, semua komoditas mencapai tingkat harga tertinggi di atas Januari 2020, kecuali harga minyak masih yang masih di bawah harga 2020. Ada tren kenaikan di berbagai harga komoditas, yang memberikan pengaruh kepada perekonomian dan masih sangat dipengaruhi komoditas," tegas Menkeu.

Adapun terkait dengan yield Surat Berharga Negara (SBN), khususnya SUN acuan tenor 10 tahun, Menkeu mengatakan imbal hasil SUN sudah mengalami perbaikan.

"Yield surat utang terjadi tren perbaikan. Pada April lalu, kinerja SBN mulai stabil dan membaik. Benchmark 10 tahun telah turun hampir 30 persen poin dari titik tertinggi pada 24 Maret lalu. Koreksi 30 persen cukup signifikan. Kepemilikan asing masih 25 persen," katanya.

Obligasi negara dengan denominasi dolar AS terjadi perbaikan signifikan dari sisi yield. "Memang masih ada risiko obligasi pemerintah dari sisi currency rate. Itu kenapa rupiah mesti stabil."

"Guncangan April-Nei lalu, capital outflow terjadi Rp 138,1 triliun terjadi pada April-Mei lalu dan ada stabilisasi dan inflow [asing masuk] kembali dan terjadi outflow waktu ada penaikan dan PSBB. Diharapkan Q4 membaik lagi."

Sebab itu, menkeu mengatakan sentimen pasar berkaitan dengan upaya pemerintah mengendalikan Covid sangat jelas. "Ini perlu untuk displin protokol kesehatan dan Covid bisa dikendalikan."

Pada perdagangan Rabu ini, IHSG ditutup turun 1,17% di posisi 6.065 dengan nilai transaksi perdagangan harian Rp 19,60 triliun. Asing masuk hari ini mencapai Rp 135 miliar di pasar reguler.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PSBB Bikin IHSG Ambruk, Kadin: RI Gak Cuma Hidup dari Indeks!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular