Garuda Restrukturisasi Utang ke AP & Pertamina, Berapa ya?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
06 January 2021 15:56
Dok. Angkasa Pura 2
Foto: Dok. Angkasa Pura 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah menyepakati penyelesaian proses restrukturisasi kewajiban atau utang usaha terhadap PT Angkasa Pura 1 (Persero), PT Angkasa Pura 2 (Persero) dan PT Pertamina (Persero ).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, restrukturisasi tersebut sebagai bagian dari komitmen sinergitas BUMN dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional, khususnya melalui dukungan terhadap akselerasi kinerja Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional.

"Restrukturisasi ini tentunya kami harapkan dapat menunjang upaya penyehatan kondisi finansial Garuda Indonesia khususnya melalui optimalisasi performa likuiditas Perseroan," kata Irfan, dalam keterangan pers, Rabu (6/1/2021).

Penyelesaian proses restrukturisasi tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama restrukturisasi antara Garuda Indonesia bersama dengan AP1, AP2, dan Pertamina dengan kesepakatan relaksasi pembayaran kewajiban Garuda, melalui perpanjangan waktu pembayaran kewajiban biaya operasional selama 3 tahun dari total outstanding per Desember 2020.

Mengacu laporan keuangan GIAA sampai dengan September 2020, utang usaha kepada Pertamina sebesar US$ 532,05 juta, kepada PT Garuda Angkasa sebesar US$ 34,02 juta, dan kepada AP 2 senilai US$ 27,21 juta.

Ada juga utang usaha ke Perum LPPNPI senilai US$ 12,67 juta, dan utang usaha lain-lain senilai US$ 14,69 juta. Jumlah utang usaha ini total mencapai US$ 620,64 juta, naik dari periode September 2019 sebesar US$ 428,23 juta.

Sementara itu, ada pula rincian beban usaha dari pihak berelasi, dalam hal ini dengan Pertamina tercatat sebesar US$ 278,36 juta, lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya US$ 759,33 juta.

Sedangkan, dengan AP 2, beban usaha sebesar US$ 21,65 juta, juga masih lebih rendah dari tahun sebelumnya US$ 39,81 juta. Adapun, dengan AP 1 sebesar US$ 8,68 juta dari sebelumnya US$ 22,71 juta.

Transaksi dengan Pertamina yakni transaksi pembelian bahan bakar pesawat khususnya rute domestik dan beberapa rute internasional sedangkan AP 1 dan AP 2 berkaitan dengan jasa kebandaraan. Sementara itu, transaksi dengan Perum LPPNPI berkaitan dengan jasa navigasi udara.

Irfan memaparkan, pihaknya optimistis melalui sinergi ekosistem industri penerbangan yang semakin baik ini akan menjadi pondasi fundamental dalam mendukung keberlangsungan usaha yang lebih optimal bagi masa depan bisnis Garuda Indonesia ke depannya.

"Melalui restrukturisasi kewajiban Perseroan ini, kami harapkan Garuda Indonesia dapat semakin bergerak dinamis memaksimalkan langkah upaya pemulihan kinerja, melalui berbagai langkah strategis dalam memperkuat fokus bisnis Perseroan secara berkelanjutan," pungkasnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular