
Rupiah Sudah RPM Tinggi, Istirahat Dulu Lah!

Varian baru virus corona yang merebak di Inggris membuat jumlah kasus membumbung tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, jumlah pasien positif corona di Negeri John Bull per 4 Januari 2021 adalah 2.654.783 orang. Bertambah 54.990 (2,12%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir (22 Desember 2020-4 Januari 2021), rata-rata pasien positif bertambah 43.902 orang per hari. Melonjak hampir dua kali lipat dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 22.626 orang setiap harinya.
Virus corona varian baru itu disebut-sebut 70% lebih menular dibandingkan sebelumnya. Sayangnya, virus ini sudah ditemukan di negara-negara lain. Bukan tidak mungkin kejadian serupa seperti di Inggris bakal dialami oleh negara-negara tersebut.
Dalam cuitan di Twitter, Gubernur New York Andrew Cuomo mengungkapkan sudah ada kasus pertama corona jenis baru di negara bagian yang dipimpinnya. Pasien itu berasal dari daerah Saratoga, tanpa riwayat perjalanan (apalagi ke Inggris).
Perkembangan ini membuat investor (dan seluruh dunia) cemas. Jangan-jangan dunia bakal mengalami 'masa kegelapan' seperti tahun lalu, lockdown di mana-mana yang membuat ekonomi masuk ke masa resesi.
Akibatnya, investor memilih bermain aman dengan menghindari aset-aset berisiko. Mata uang Asia pun berguguran, tidak terkecuali rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)