Bos OJK: 2020 Jadi Tahun Bangkitnya Investor Ritel Saham!

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
30 December 2020 17:45
Ketua OJK Wimboh Santoso (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ketua OJK Wimboh Santoso (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menyatakan, pandemi Covid-19 justru menjadi momentum bangkitnya investor domestik, terutama ditopang dari investor ritel.

Wimboh menyatakan, saat ini, investor ritel mendominasi transaksi di pasar saham domestik di tengah arus dana keluar asing di pasar modal mencapai Rp 47,89 triliun sampai dengan 29 Desember 2020.

Namun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan penguatan.

"Tahun 2020 menjadi tahun kebangkitan bagi investor ritel domestik khususnya investor ritel yang semakin mendominasi transaksi saham," kata Wimboh dalam penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (30/12/2020).

Selain itu, katanya, pasar modal Indonesia juga tercatat semakin likuid dan dalam, tercermin dari naiknya rata-rata frekuensi perdagangan menjadi yang tertinggi di ASEAN serta kenaikan jumlah investor pasar modal.

Kenaikan ini dibarengi dengan bertumbuhnya jumlah investor di pasar modal yang terdiri atas investor saham, obligasi, maupun reksa dana, naik sebesar 56% mencapai 3,87 juta Single Investor Identification (SID) sampai dengan 29 Desember 2020.

Kenaikan investor ini 4 kali lipat lebih tinggi sejak 4 tahun terakhir dari 894.000 investor pada tahun 2016.

Dari jumlah itu, investor saham juga naik sebesar 53% menjadi sejumlah 1,68 juta SID.

Jika dilihat dari jumlah investor aktif harian, hingga 29 Desember 2020 terdapat 94.000 investor atau naik 73% dibandingkan akhir tahun lalu.

Pada awal Desember 2020, BEI juga menyampaikan satu rekor lagi yakni, dari Rp 3.491 triliun jumlah kepemilikan saham yang tercatat di BEI, 50,44% merupakan milik investor ritel domestik, sedangkan 49,56% dimiliki investor asing.

Lebih lanjut Wimboh menyampaikan, di sisi supply, antusiasme korporasi untuk menggalang dana melalui penawaran umum ternyata masih terjaga di masa pandemi, di mana terdapat 53 emiten baru sepanjang 2020.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 51 perusahaan telah tercatat di bursa dan hal ini menjadi yang tertinggi di ASEAN. Sementara total penghimpunan dana melalui penawaran umum di tahun 2020 telah mencapai Rp 118,7 triliun.

Pada penutupan perdagangan di penghujung tahun ini, IHSG ditutup melemah 0,95% ke level 5.979,07 poin. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 14,51 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,17 juta kali transaksi. Terpantau, ada 365 saham yang melemah, 143 saham lainnya menguat dan 119 saham bergerak stagnan.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article OJK Tingkatkan Literasi Keuangan, Tindak Pinjol Ilegal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular