Analisis

Joss! 5 Saham Bank Ini Bikin Kaya Mendadak, Masih Oke Masuk?

Tri Putra, CNBC Indonesia
29 December 2020 08:30
BEI

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada belasan saham yang mengalami apresiasi harga lebih dari 100% sepanjang tahun ini. Sebanyak lima di antaranya adalah saham emiten perbankan.

Saham perbankan, terutama perbankan kecil hingga menengah memang sedang menjadi primadona pasar modal di tahun ini untuk urusan apresiasi harga.

Kenaikan yang tinggi dari saham-saham perbankan non-BUKU IV, atau bank-bank dengan modal inti di bawah Rp 30 triliun, tidak terlepas dari adanya sentimen positif aksi korporasiyang dilakukan oleh masing-masing perbankan danmenjadi katalis pendongkrak kenaikan kapitalisasi pasarnya.

Seperti diketahui banyak perbankan yang melakukan aksi korporasi ataupun konsolidasiuntuk memenuhi Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umumdimana di tahun ini seluruh bank harus memiliki modal inti minimal Rp 1 triliun atau beresiko di turunkan kelasnya menjadi BPR.

Hal ini tentu saja menyebabkan munculnya pertanyaan bagi para investor, apakah meski sudah melesat kencang, saham-saham ini masih menarik untuk dikoleksi atau lebih baik para investor melirik saham-saham lainnya?

Simak tabel berikut.

Well, terpantau dari tabel di atas, tidak mengagetkan tentunya bahwa secara fundamental seluruh perbankan yang melesat kencang di tahun ini sudah terlalu mahal baik menggunakan metode valuasi laba bersih dibandingkan dengan harga pasarnya (PER, price to earnings ratio) maupun metode valuasi nilai buku dibandingkan dengan harga pasarnya (PBV, price to book value).

Sebagai catatan, PER rata-rata di sektor perbankan berada di kisaran 12,2 kali sedangkan, melalui tabel di atas PER perbankan yang sudah melesat kencang ini sudah mencapai puluhan persen hingga ratusan persen.

Bahkan tercatat terdapat dua perusahaan yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) yang pada tahun ini masih belum mampu membukukan laba bersih sehingga PER-nya tidak dapat dianalisis.

Setali tiga uang dengan valuasi PER, valuasi PBV juga menunjukkan bahwa saham-saham ini sudah mahal secara fundamental karena seluruh PBV perbankan ini sudah berada di atas rata-rata PBV perbankan yang hanya berada di kisaran 1,3 kali.

NEXT: Lanjut analisisnya...

Akan tetapi perlu dicatat, apabila seorang investor membeli saham maka yang dibeli oleh investor bukan hanya fundamental perusahaan saat ini, tapi ekspektasi terhadap perusahaan tersebut di masa mendatang.

Terlebih lagi, di bank-bank yang baru saja melakukan aksi korporasi dan digadang-gadang akan memiliki masa depan yang cerah.

Sebagai contoh, bank sekaligus saham paling cuan tahun ini yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) baru saja mengkonfirmasi rumor yang sudah sejak dahulu beredar di mana dikatakan PT Karya Anak Bangsa alias gojek akan masuk menjadi investor.

Gojek melalui sayap keuangannya yaitu PT Dompet Anak Bangsa (Gopay) akhirnya resmi mengakuisisi 22% saham ARTO dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,77 triliun.

Bersama Gopay, ARTOyang memang didesain untuk menjadi bank digital siap untuk meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air melalui teknologi.

Dengan 'pernikahan' ARTO dan Gojek/Gopay tentu aja ini akan menjadi sentimen positif bagi kinerja keuangan perusahaan karena kedua perseroan berpotensi berkolaborasi dimana nantinya ARTO dapat menggaet para pengguna Gojek terutama dompet digitalnya Gopay untuk menjadi nasabah.

BRIS

Selanjutnya untuk di posisi kedua saham yang harganya meroket tajam di tahun ini yakni PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS). Keputusan Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan konsolidasi bank-bank syariah anak usaha bank BUMN RI tentu saja akan menguntungkan para pemegang saham publik eksisting BRIS.

BRIS merupakan kode emiten dari surviving entity penerima penggabungan antara PT Bank BRIsyariahTbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS).

Rencana penggabungan tersebut kian dimatangkan dan bank tersebut akan berubah nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk dengan kode saham tetap BRIS.

Aksi merger ini nantinya tidak hanya akan menghasilkan bank syariah dengan aset terbesar di kelompoknya, akan tetapi Bank Syariah Indonesia nantinya juga akan menguasai pangsa pasar perbankan menjadi perbankan syariah dengan DPK dan pembiayaan terbesar di Indonesia.

Tidak hanya kuat melawan perbankan syariah saja, melawan bank konvensional pun nantinya BRIS bisa unjuk gigi karena perbankan hasil leburan ini nantinya akan naik kelas menjadi bank BUKU IV bahkan menjadi perbankan syariah terbesar ke 10 di dunia.

BBHI

Selanjutnya ada PT Bank Harda Internasional Tbk(BBHI). Bank yang masuk ke dalam BUKU I ini resmi diakuisisi oleh pengusaha kondang sekaligus orang terkaya ke-9 di RI Chairul Tanjung melalui Mega Corpora.

Dalam akuisisi ini, pemegang saham BBHI yakni PT Hakimputra Perkasa menjual 3,08 miliar saham atau 73,71% saham ke PT Mega Corpora, perusahaan milik Chairul. Rencananya BBHI akan dijadikan bank digital untuk ke depan.

Praktik bank digital semakin marak di Indonesia. Pelaku usaha maupun pelaku pasar melihat adanya model bisnis digital banking sebagai sentimen positif dan mesin pertumbuhan untuk ekonomi Indonesia ke depan.

Keberadaan model bank digital yang cenderung branchless ini diyakini bisa meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air mengingat masih tingginya populasi unbanked di Indonesia yang dibarengi dengan tingginya penetrasi internet serta penggunaan smartphone di kalangan masyarakat.

Adanya model bisnis bank digital dinilai lebih efisien dalam penggunaan modal serta potensi jangkauan yang lebih luasapalagi mengingat ekosistem CT Corp yakni perusahaan-perusahaan yang dibawahi oleh Chairul Tanjung sangatlah jumbo untuk digarap serta potensi perbaikan tata kelola perusahaan (GCG) yang kemungkinan besar terjadi di Bank Harda pasca diakuisisi.

BBKP

Terakhir ada saham PT Bank Bukopin Tbk (BBKP)yang belum lama ini baru sajaberalihpengendalidari grup Bosowa ke Kookmin Bank Co. Ltd sebagai pengendali baru yang merangkul 67% saham BBKP.

Dengan beralihnya pengendali perseroan tentu saja para pelaku pasar berharap akan ada perbaikan dari sisi tata kelola perusahaan apalagi mengingat Kookmin Bank adalah salah satu bank terbesar di Korea Selatan sehingga tentu saja digadang-gadang memiliki GCG yang lebih baik.

Selain itu dari sisi permodalan tentunya dengan masuknya KB Kookmin, BBKP akan memiliki permodalan yang lebih kuat setelah sebelumnya sempat terserang isu kekurangan modal.

Terpantau dari kelima perbankan yang melesat kencang, hanya PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) yang sentimen penggerak pasarnya masih belum terang benderang sehingga kenaikan harga sahamnya di pasar masih bersifat spekulasi.

Catatan terakhir untuk kenaikan harga saham perbankan yang tentunya kedepan akan memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dari saat ini tentunya adalah harga saham saat ini yang sudah tergolong premium karena ekspektasi para pelaku pasar sudahpriced-in.

Perlu dicatat jangan sampai para investor yang mengkoleksi saham-saham ini nyangkut di pucuk karena ekspektasi yang terlalu tinggi pada kinerja keuangan saham-saham pasca aksi korporasi dan akhirnya perseroan gagal menggapai ekspektasi investor.

TIM RISET CNBCINDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular