Syukurlah, Pemerintahan AS Batal Tutup! Rupiah Jadi Perkasa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 December 2020 10:25
rupiah melemah terhadap Dollar
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun hijau di perdagangan pasar spot.

Pada Senin (28/12/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.184. Rupiah menguat 0,69% dibandingkan posisi sebelum libur Hari Natal.

Sedangkan di pasar spot, rupiah pun menguat. Kala pembukaan pasar, mata uang Tanah Air stagnan di Rp 14.150/US$ dan beberapa menit kemudian menguat tipis 0,07% ke Rp 14.140/US$.

Sementara mata uang utama Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS. Seperti halnya rupiah, pelemahan atau penguatan mata uang Benua Kuning tipis-tipis saja.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:05 WIB:

Rupiah berhasil memanfaatkan dolar AS yang masih saja lesu. Pada pukul 09:22 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama Asia) melemah 0,16%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini anjlok 1,75%.

Minat investor terhadap aset-aset berisiko meningkat setelah muncul perkembangan terbaru dari AS. Akhirnya Presiden Donald Trump meneken Undang-undang (UU) anggaran negara tahun fiskal 2021 yang bernilai US$ 2,3 triliun. Pemerintah AS pun terhindar dari penutupan sementara (shutdown).

Sebelumnya, Trump ogah membubuhkan tanda tangan di UU itu karena menilai stimulus fiskal untuk mengatasi dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) terlalu sedikit. Kongres menyepakati Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 600 sementara Trump ingin di US$ 2.000.

Namun sepertinya sikap keukeuh Trump tidak bertahan lama. Dihadapkan pada risiko shutdown, mungkin hati Trump luluh juga sehingga bersedia menandatangani UU yang ada di mejanya.

Risiko shutdown pemerintahan AS kini bisa dihapus dari daftar. Investor pun bersiap untuk bermain agresif dan memburu instrumen berisiko di negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.

Pada pukul 09:33 WIB, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia seri acuan tenor 10 tahun turun 7 basis poin (bps) ke 6,027%. Penurunan yield menandakan harga obligasi sedang naik karena tingginya minat pelaku pasar. Perburuan investor terhadap aset berbasis rupiah membuat mata uang Ibu Pertiwi perkasa.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular