Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah baru pulang dari 'long weekend' tetapi tidak ada kata jetlag.
Pad Senin (28/12/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.150 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi sebelum libur Hari Natal alias stagnan.
Namun tidak lama kemudian rupiah mampu menguat. Pada pukul 09:07 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.140 di mana rupiah menguat 0,07%.
Kali terakhir pasar keuangan Indonesia buka adalah 23 Desember 2020. Artinya rupiah sudah absen sejak Kamis pekan lalu.
Meski demikian, rupiah tidak butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri. Mata uang Tanah Air langsung tune-in dan melaju di jalur hijau.
Seperti pekan lalu, perdagangan di pasar keuangan Tanah Air juga relatif singkat pekan ini. Maklum, libur Tahun Baru jatuh pekan ini sehingg pelaku pasar tidak punya banyak waktu untuk mencapai target 2020.
Misalnya di pasar saham. Sejak awal tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melemah 4,62% secara point-to-point. IHSG masih tertinggal dari indeks saham utama Asia lainnya yang beberapa di antaranya sudah positif.
Pelaku pasar punya waktu yang sempit jika punya target untuk membuat pasar saham Indonesia tumbuh positif. Oleh karena itu, tidak boleh ada waktu yang terbuang percuma. Aksi borong mewarnai bursa saham Indonesia, sehingga berdampak positif terhadap rupiah.
Dari sisi eksternal, rupiah terbantu oleh perkembangan terbaru pengesahan anggaran negara di AS. Seperti diketahui, kongres AS sudah menyepakati paket stimulus bernilai US$ 892 miliar yang menjadi bagian anggaran negara yang bernilai total US$ 2,3 triliun.
Namun Presiden Donald Trump masih enggan menandatangani Undang-undang (UU) pengesahan anggaran tersebut. Trump menilai paket stimulus yang datang ke mejanya jauh dari ekspektasi. Paket tersebut akan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar US$ 600 kepada mereka yang membutuhkan. Trump ingin nilainya lebih besar yaitu US$ 2.000.
Namun ada kabar baik. Pada pukul 06:21 WIB, Trump mengungkapkan bahwa ada dinamika terbaru.
"Kabar baik tentang paket stimulus (Covid-19 Relief Bill). Informasi akan menyusul!," cuit Trump di Twitter.
Belum diketahui apa kabar baik yang bakal terjadi, tetapi ada harapan Trump akhirnya akan meneken UU anggaran negara tahun fiskal 2021. Jika ini terjadi, pemerintahan AS akan terhindar dari penutupan sementara alias shutdown.
Kalau pemerintahan AS sampai shutdown, dampaknya bakal luar biasa. Misalnya dalam hal vaksinasi virus corona, pemerintah di berbagai negara bagian memang sudah mendapatkan dana US$ 340 miliar. Namun masih kurang US$ 8 miliar lagi. Shutdown akan membuat kekurangan itu sulit ditutup.
Kemudian d sektor keuangan, Komisi Pengawas Pasar Modal (Securities and Exchange Commission/SEC) terpaksa harus merumahkan sejumlah pegawai non-esensial. Ini berisiko membuat pengawasan terhadap pasar modal mengendur.
Sementara di bidang pertahanan, Kementerian Pertahanan akan terpaksa merumahkan personel non-esensial yang berlatar belakang sipil. Sedangkan di bidang kesehatan, bukan tidak mungkin CDC juga akan merumahkan sejumlah pegawai yang bisa berdampak terhadap upaya penanggulangan pandemi virus corona.
Oleh karena itu, kabar baik seputar pengesahan UU anggaran negara di Negeri Paman Sam tentu akan menghapus sebuah ketidakpastian besar di pasar keuangan global. Investor akan semakin berani masuk ke ase-aset berisiko sehingga rupiah pun mendapat angin segar.
TIM RISET CNBC INDONESIA