
Kapal Karam, Kapten! Bursa Asia Kelelep, Jepang Paling Parah

Dini hari tadi waktu Indonesia, Wall Street ditutup variatif cenderung melemah. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite turun masing-masing 0,39% dan 0,1%, tetapi Dow Jones Industrial Average (DJIA) masih mampu menguat teratas 0,12%.
Sepertinya bursa saham Asia mengikuti dinamika di bursa saham New York. Ini wajar saja, karena investor (dan seluruh dunia) khawatir dengan penyebaran virus corona varian baru.
Saat ini Inggris tengah menjadi sorotan dunia. Negeri Big Ben ditengarai sedang diserang oleh virus corona jenis baru yang 70% lebih mudah menular ketimbang sebelumnya. Oleh karena itu, pemerintah terpaksa mengetatkan pembatasan sosial (social distancing) mengingat ada potensi kerumunan dan kumpul-kumpul perayaan Hari Natal-Tahun Baru.
"Kita harus memastikan vaksinasi terus berjalan sehingga membuat masyarakat aman. Mengingat cepatnya penyebaran virus corona varian baru ini, akan sulit untuk mengendalikannya sampai seluruh masyarakat menerima vaksin," kata Matt Hancock, Menteri Kesehatan Inggris, seperti dikutip dari Reuters.
Perkembangan ini membuat sejumlah negara melarang warga Inggris untuk memasuki wilayahnya. Jerman, Italia, dan Belanda melarang penerbangan dari Inggris.
Irlandia tengah mempertimbangkan tidak memperbolehkan warga Inggris masuk, baik melalui udara maupun laut. Sementara Belgia berencana menutup akses dari Inggris, apakah itu melalui udara atau kereta api Eurostar.
"Virus corona varian baru yang ditemukan di London adalah sesuatu yang mengkhawatirkan. Harus dilakukan investasi dan penelitan oleh para ahli. Saat ini, kami memlih untuk berhati-hati," tegas Roberto Speranza, Menteri Kesehatan Italia, sebagaimana diwartakan Reuters.
"Virus corona yang bermutasi memang belum terdeteksi di Jerman. Namun kami menerima laporan dari Inggris dengan sangat serius," tambah Jens Spahn, Menteri Kesehatan Jerman, juga dikutip dari Reuters.
Kekhawatiran itu sudah menular ke pasar keuangan dunia. Kemarin, bursa saham Eropa ditutup merah sementara Wall Street pun cenderung melemah. Sepertinya kini giliran bursa saham Asia yang kena getahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)