Ramai-ramai Blokir Inggris, Bursa Saham Eropa Nyungsep!

tahir saleh, CNBC Indonesia
21 December 2020 16:55
A view of part of Regent Street after Britian's Prime Ministr Boris Johnson introduced Tier 4 restrictions for London and the south east of the country, in London, Sunday, Dec. 20, 2020.  Millions of people in England have learned they must cancel their Christmas get-togethers and holiday shopping trips. British Prime Minister Boris Johnson said Saturday that holiday gatherings can’t go ahead and non-essential shops must close in London and much of southern England. Johnson imposed a new, higher level of coronavirus restrictions to curb sharply spreading infections in the capital and other areas.  (Stefan Rousseau/PA via AP)
Foto: Suasana Regent Street di London, Minggu, 20 Desember 2020. (Stefan Rousseau/PA via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa ambles pada pembukaan perdagangan Senin (21/12/2020) karena investor memantau varian baru virus corona yang menyebar dengan cepat di Inggris dan membuat negara itu menutup sebagian besar wilayahnya.

CNBC International mencatat, indeks Pan-European Stoxx 600 turun 1,8% pada awal perdagangan, dengan saham emiten yang berbasis perjalanan dan rekreasi anjlok 4% dan memimpin penurunan saham di indeks tersebut. Semua sektor dan bursa utama tergelincir ke teritori negatif.

Bursa Eropa, Senin 21 Des 2020/CNBCFoto: Bursa Eropa, Senin 21 Des 2020/CNBC
Bursa Eropa, Senin 21 Des 2020/CNBC

Para investor dan trader mulai terkejut menyaksikan mutasi Covid baru di Inggris, yang mengakibatkan pemberlakuan lockdown atau penguncian yang ketat di London dan wilayah lain di Inggris tenggara, padahal sebentar lagi publik di sana merayakan libur Natal.

Varian virus corona baru ini diperkirakan 70% lebih mudah ditularkan daripada jenis asli penyakit ini yang berasal dari Wuhan.

Organisasi Kesehatan Dunia sebelumnya mengatakan virus tersebut sejauh ini telah diidentifikasi di Denmark, Belanda dan Australia. Selain itu, juga telah menyebabkan beberapa negara di Eropa dan tempat lain memblokir perjalanan dari dan ke Inggris.

Prancis, Jerman, Italia, Irlandia, dan Belanda semuanya juga melarang penerbangan ke Inggris, seperti halnya Kanada dan Israel.

Situasi tersebut dapat semakin memperumit pembicaraan Brexit. Inggris dan Uni Eropa tetap berada dalam kebuntuan atas hubungan perdagangan pasca-Brexit ketika tenggat waktu 31 Desember semakin dekat, dengan perselisihan mengenai masalah-masalah seperti perikanan yang mengganggu negosiasi.

Di Asia, bursa saham juga diperdagangkan beragam, tapi mayoritas turun, karena situasi virus corona di beberapa bagian Asia Utara - seperti Jepang dan Korea Selatan - tetap serius.

Sementara itu, indeks kontrak berjangka AS bergerak flat setelah Kongres mencapai kesepakatan tentang paket stimulus virus corona senilai $ 900 miliar. Anggota parlemen akan memberikan suara pada RUU Bantuan dan Pendanaan pada hari Senin, waktu AS.

Saham induk British Airways yakni IAG anjlok 13,5% pada awal perdagangan dan memimpin penurunan bagi saham-saham maskapai penerbangan dan perusahaan perjalanan.

Saham Carnaval operator kapal pesiar juga turun 8,8% sementara saham Tui, Lufthansa dan Rolls-Royce semuanya ambles lebih dari 7%.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa 'Kebakaran' Lagi! Untung Besok Libur...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular