
Bursa Eropa 'Kebakaran' Lagi! Untung Besok Libur...

Jakarta. CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa kompak turun pada perdagangan hari ini, Jumat (21/1/2022), setelah bursa Amerika Serikat (AS) merah tadi malam.
Indeks Stoxx 600 di awal sesi turun 6,09 poin menjadi 477,26 (-1,26%). Disusul Indeks CAC Prancis lemah 113,35 poin (-1,58%) ke 7.080,81, DAX Jerman anjlok 192,09 poin (-1,21%) ke 15.720,24, dan FTSE Inggris juga menurun sebanyak 67,62 poin (-0,89%) ke 7.517,39.
Dari sisi sentimennya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Britania Raya menurun karena kenaikan inflasi dan adanya isu kenaikan suku bunga acuan. Lalu, penurunan yang terjadi di zona Eropa karena bursa saham AS kompak menurun tadi malam karena adanya kenaikan suku bunga acuan yang membuat saham emiten teknologi terkoreksi.
Netflix adalah emiten saham yang terkoreksi paling dalam setelah melaporkan kinerja keuangan, di mana adanya penurunan di jumlah pelanggan baru. Sementara itu, banyaknya proyeksi dari pelaku pasar bahwa kontrak berjangka (futures) AS akan menurun lagi di pembukaan perdagangan pada Jumat waktu setempat.
Sementara itu, adanya perlambatan pergerakan saham di bursa AS dipicu oleh imbal hasil (yield) obligasi yang terus naik karena pengetatan kebijakan moneter dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Pada pekan mendatang, The Fed dijadwalkan akan mengadakan rapat, sementara itu, para pelaku pasar sudah memprediksikan bahwa adanya peluang kenaikan yield obligasi sebanyak 0,25% pada tahun ini.
"Para pelaku pasar harap bersiap karena tahun 2022 ini mungkin akan lebih sulit," tutur Ryan Detrick dari LPL Financial dikutip dari CNBC International.
Sentimen negatif lainnya, tercatat per 15 Januari 2022, sebanyak 286ribu pengangguran di AS. Angka tersebut menjadi angka tertinggi sejak Oktober.
Mengacu kepada The Straits Times, AS mengalami krisis rantai pasok yang disebabkan oleh kasus omicron yang melanda China. Asal tahu saja, China adalah negara nomer satu pemasok produk konsumer sebanyak 18% atau setara dengan US$ 456.8 juta pada 2021. Karena kasus omicron di China sedang memburuk dan pemerintah China membatasi kegiatan sosial, maka membua krisis pasokan produk di AS.
Maka, adanya proyeksi bahwa bursa saham di AS akan terus menurun membuat sentimen negatif terhadap performa bursa saham di zona Eropa hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar 'Karam', Rupiah Ikut Tenggelam