Cuan Gila-gilaan! Harga Batu Bara Tembus Rekor Tertinggi Lagi

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 December 2020 11:22
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak sentimen positif yang membuat harga batu bara dunia terus reli. Mulai dari perkembangan vaksinasi Covid-19, relaksasi kebijakan impor China hingga pemulihan permintaan dari pasar utama seperti India.

Pada perdagangan Selasa kemarin (15/12/2020) harga kontrak berjangka atau futures batu bara termal Newcastle ditutup melesat 0,78% ke US$ 84,5/ton. Di level saat ini harga batu bara masih berada di posisi tertinggi dalam satu setengah tahun terakhir.

Secara month to date (mtd) harga batu bara telah melesat 20,8%. Apabila ditarik lebih jauh ke belakang, sepanjang tahun ini harga si batu legam telah melesat 22,38%.

Pascarelaksasi lockdown impor batu bara India cenderung terdongkrak naik. Lockdown nasional di India membuat aktivitas ekonomi menjadi terbatas. Konsumsi listrik dan baja menjadi tertekan. Akibatnya permintaan impor pun drop.

Beralih ke China, harga batu bara termal domestiknya kini semakin bergerak menjauhi batas atas yang ditetapkan oleh pemerintah. Mengacu pada data Refinitiv, harga batu bara termal Qinhuangdao 5.500 Kcal/kg sudah menyentuh level RMB 693 atau setara dengan US$ 105,91/ton. 

Pasokan ketat di China membuatnya melonggarkan kebijakan impornya. Baru-baru ini Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) China mengatakan kepada para pembangkit listrik untuk melakukan impor batubara tanpa batasan izin, kecuali untuk batu bara Australia.

Canberra-Beijing memang sedang diwarnai ketegangan. Merasa adanya diskriminasi Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan pihaknya akan menempuh semua jalan untuk membela hak-hak bisnis Negeri Kanguru.

Kabar tersebut pun juga direspons oleh Perdana Menteri Australia Scott Morison. Menurutnya kebijakan China yang beralih dari batu bara Australia hanya akan menimbulkan kerugian pada kedua belah pihak. 

Meski keduanya bersitegang tapi relaksasi impor batu bara China menjadi sentimen positif bagi produsen lain seperti Indonesia salah satunya. 

Kabar vaksinasi Covid-19 darurat yang dilakukan di Inggris serta AS yang bakal segera menyusul juga membuat optimisme pelaku pasar pun meningkat. Kombinasi semua ini membuat harga batu bara terbang.

TIM RISET CNBC INDONESIA  


(twg/twg) Next Article Wuih...Harga Batu Bara Naik Tajam, Ada Apa Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular