Ada Stimulus Jumbo di AS, Harga Minyak Stay Cool di US$ 50

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 December 2020 10:29
FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah mengalami koreksi pada perdagangan pagi hari ini, Rabu (16/12/2020). Kendati mengalami penurunan harga si emas hitam masih tertahan di level tertingginya dalam sembilan bulan terakhir. 

Lagipula koreksi yang terjadi juga tipis saja. Pada 09.50 WIB, harga kontrak futures Brent dan West Texas Intermediate (WTI) turun 0,06%. Brent ke US$ 50,73/barel dan WTI ke level US$ 47,59/barel.

Sentimen negatif datang dari laporan asosiasi industri minyak AS yang menyebut bahwa stok minyak mentah pekan lalu naik 2 juta barel ke 495 juta barel. Hal ini berbanding terbalik dengan perkiraan analis yang memproyeksikan bakal ada penurunan stok sebesar 1,9 juta barel.

Hari ini fokus pelaku pasar adalah menunggu rilis pengumuman resmi stok minyak dari pemerintah melalui EIA. Ada kemungkinan antara data asosiasi dan pemerintah berbeda.

Menambah sentimen negatif ada proyeksi dari IEA yang merevisi turun permintaan minyak sebesar 50 ribu barel per hari (bph) tahun ini dan 170 ribu bph untuk tahun depan karena masih minimnya mobilitas sehingga permintaan terhadap bahan bakar transportasi terutama pesawat masih rendah.

Namun meski program vaksinasi darurat tidak akan langsung membuat roda ekonomi melaju kencang setidaknya kabar ini sudah cukup membuat pasar optimis menyongsong tahun depan. Setelah Inggris, kini langkah vaksinasi darurat juga akan ditempuh oleh AS.

Koreksi harga minyak juga tertahan akibat berita positif yang datang dari stimulus jumbo AS yang selama ini negosiasinya terus menemukan jalan buntu. Kini sudah ada titik terang.

Proposal bipartisan yang diusulkan senilai US$ 908 miliar itu dipecah menjadi dua rancangan undang-undang (RUU).

RUU yang pertama akan spesifik mencakup bantuan senilai US$ 748 miliar. Bantuan ini rencananya akan dialokasikan untuk tambahan program paycheck protection program (PPP), asuransi pengangguran, sekolah dan alokasi untuk pengembangan dan distribusi vaksin.

Poin-poin tersebut disepakati oleh kedua belah pihak baik Partai Demokrat yang menguasai DPR dan Partai Republik yang menguasai Senat. Sementara itu untuk RUU yang mencakup bantuan senilai US$ 160 miliar yang berisi tentang bantuan sektor usaha dipisah karena poin ini yang memicu perbedaan pendapat. 

Dengan adanya stimulus setidaknya daya beli masyarakat setidaknya masih bisa terjaga, sehingga bisa meredam dampak lanjutan dari gelombang kedua Covid-19 yang saat ini melanda Paman Sam dan banyak negara di Eropa.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Stimulus US$ 2,2 T Kian Terang, Harga Minyak Malah Drop

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular