
Singapura Gratiskan Vaksin Corona, Dolarnya Jadi Perkasa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah hingga ke level tertinggi dalam lebih dari 1 bulan terakhir pada perdagangan Selasa (15/12/2020). Salah satu pemicu penguatan tersebut yakni Pemerintah Singapura yang menggratiskan vaksin virus corona.
Melansir data Refinitiv, pagi tadi dolar Singapura langsung menguat 0,6% ke Rp 10.601,98/SG$ di pasar spot. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 6 November lalu. Hingga sore ini, Mata Uang Negeri Merlion masih mampu mempertahankan penguatan, berada di level Rp 10.563,38/SG$, menguat 0,25% pada pukul 14:07 WIB.
Singapura telah menyetujui izin penggunaan vaksin virus corona buatan Pfizer yang berkolaborasi dengan BioNTech. Inggrs dan Amerika Serikat sudah memulai menyuntikkan vaksin tersebut secara masal.
Singapura juga akan melakukan vaksinasi mulai bulan ini, dan diberikan secara gratis. Dengan digratiskannya vaksin corona, tentunya akan mengurangi beban warganya.
Dilansir dari CNBC International, Direktur Pelayanan Medis Kementerian Kesehatan, Kenneth Mak yakin bahwa negara kota berpenduduk 5,7 juta orang itu berharap memiliki cukup vaksin untuk seluruh warga pada kuartal ketiga 2021.
"Kami telah memperoleh dosis vaksin yang cukup untuk semua warga Singapura dan penduduk jangka panjang," ujar Mak mengatakan pada konferensi pers, dikutip Selasa (15/12/2020).
Sementara itu Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menyatakan bawa prioritas tertingginya dalam program vaksinasi itu adalah untuk lansia dan pejabat pemerintah.
"Rekan-rekan saya dan saya, termasuk yang lebih tua, akan divaksinasi lebih awal. Ini untuk menunjukkan kepada kalian, terutama senior seperti saya, bahwa kami percaya vaksin itu aman," kata Lee dalam siaran nasional.
Di sisi lain, rupiah justru sedang tertekan akibat kemungkinan diketatkannya lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta, sebab penambahan kasus Covid-19 yang terus meningkat.
Kemarin, jumlah kasus baru tercatat sebanyak 5.489 orang, tetapi sebelumnya dalam 5 hari beruntun selalu di atas 6.000 kasus.
Pada Kamis (3/12/2020) kasus Covid-19 mencatat rekor penambahan 8.369 kasus.
Alhasil, kasus aktif virus corona (Covid-19) terus mengalami tren kenaikan dan menciptakan rekor baru selama 14 hari beruntun. Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena keterbatasan jumlah rumah sakit dan tenaga kesehatan. Hingga Senin kemarin, kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 93.396 orang.
Guna meredam peningkatan kasus tersebut pemerintah memutuskan untuk melarang kerumunan dan perayaan tahun baru di tempat umum.
Keputusan ini diambil dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Bali secara virtual di Kantor Maritim pada Hari Senin (14-12-2020) yang dipimpin oleh Menko Marves Luhut B. Pandjaitan. Dia meminta agar implementasi pengetatan ini dapat dimulai pada tanggal 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.
Selain itu Luhut juga memerintahkan Gubernur Anies Baswedan untuk kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta.
Lebih rinci, Luhut meminta kepada Anies Baswedan untuk mengetatkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home) hingga 75%. "Saya juga minta Pak Gubernur untuk meneruskan kebijakan membatasi jam operasional hingga pukul 19:00 dan membatasi jumlah orang berkumpul di tempat makan, mall, dan tempat hiburan," pintanya.
Dengan penerapan kebijakan tersebut, pemulihan ekonomi Indonesia kemungkinan akan terhambat lagi di penghujung tahun ini, sehingga akan semakin berat untuk segera lepas dari resesi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
