Hai Traveler, Dolar Australia Kini Lebih Mahal dari Singapura

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 December 2020 11:37
FILE PHOTO: Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz/File Photo
Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia dan dolar Singapura kompak menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (11/12/2020), sementara dolar Amerika Serikat (AS) justru melemah.

Namun, kurs dolar Australia kini jauh lebih mahal ketimbang dolar Singapura pada hari ini, setelah melesat tajam Kamis kemarin. Sebelumnya kurs dolar Australia selalu lebih murah ketimbang kurs dolar Singapura.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 10:35 WIB, dolar AS melemah 0,07% melawan rupiah di Rp 14.080/US$. Di waktu yang sama dolar Australia menguat 0,27% ke Rp 10.643.07/AU$, dan dolar Singapura dibanderol Rp 10.554,72/SG$, naik tipis 0,06%.

Kemarin, kurs dolar Australia melesat naik 1,84% yang langsung membuatnya menjadi lebih mahal ketimbang dolar Singapura yang hanya naik 0,2%.

Kenaikan harga bijih besi, yang merupakan komoditas ekspor utama Australia, memicu penguatan Mata Uang Kanguru. Melansir data dari South China Morning Post, harga bijih besi melesat naik ke level tertinggi sejak Maret 2013 pada Kamis kemarin.

Dolar Australia sebenarnya suda mulai berjaya sejak pekan lalu berkat ekspektasi pulihnya perekonomian Australia. Di tambah dengan kenaikan harga bijih besi, tentunya membuat dolar Australia semakin menjadi-jadi hingga akhirnya lebih mahal ketimbang dolar Singapura.

Pada hari Selasa (8/12/2020), National Australia Bank (NAB) melaporkan tingkat keyakinan bisnis di bulan November melesat naik menjadi 12, dibandingkan bulan sebelumnya 3.
Indeks ini menggunakan angka 0 sebagai ambang batas, angka positif menunjukkan optimistis, sementara negatif pesimistis.

Artinya para pebisnis semakin optimistis terhadap perekonomian Australia. Bahkan Optimisme di bulan November tersebut merupakan yang tertinggi sejak bulan April 2017.
Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) juga menunjukkan optimisme terkait pemulihan ekonomi.

Pada hari Selasa pekan lalu, RBA dalam pengumuman rapat kebijakan moneter hari ini mempertahankan suku bunga 0,1%.

Gubernur RBA, Philip Lowe, menunjukkan sikap optimis perekonomian Australia akan bangkit dari resesi yang terjadi untuk pertama kalinya dalam 3 dekade terakhir. Ia optimis dalam pemulihan ekonomi Australia, sebab perekonomian sudah dibuka kembali dan penambahan kasus baru penyakit virus corona (Covid-19) nyaris 0.

"Pemulihan ekonomi sedang berlangsung, dan data ekonomi yang dirilis belakangan ini lebih baik dari perkiraan sebelumnya," kata Lowe, sebagaimana dilansir Reuters.

"Ini adalah kabar bagus, tetapi pemulihan ekonomi masih belum terjadi secara menyeluruh, dan masih sangat tergantung dari dukungan kebijakan moneter dan fiskal," katanya.

Gubernur Lowe juga menegaskan suku bunga kemungkinan besar tidak akan dinaikkan hingga 3 tahun ke depan, dan siap menggelontorkan stimulus tambahan jika diperlukan.

Sejak dihantam pandemi Covid-19, RBA sudah memangkas suku bunga sebanyak 3 kali, serta menggelontorkan program pembelian aset (quantitative easing/QE). Sementara pemerintah Australia menggelontorkan stimulus fiskal senilai AU$ 300 miliar.

Sehari sebelumnya, Biro Statistik Australia melaporkan produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi (tumbuh negatif) 3,8% year-on-year (YoY) di kuartal III-2020, setelah mengalami kontraksi 6,3% pada tiga bulan sebelumnya.

Secara umum, suatu negara dikatakan mengalami resesi jika PDB berkontraksi dalam 2 kuartal beruntun secara tahunan atau YoY. Sementara jika kontrakasi terjadi secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ), maka disebut sebagai resesi teknikal.

Nah, Australia sudah lepas dari resesi teknikal, sebab PDB secara kuartalan tumbuh 3,3% QoQ, jauh lebih tinggi dari prediksi Reuters sebesar 2,6% QoQ. Dalam 2 kuartal sebelumnya, PDB Australia mengalami kontraksi 7% QoQ, dan 0,3% QoQ.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tunggu BI, Rupiah Naik-Turun Lawan Dolar Singapura-Australia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular