
Duh Rupiah! Kemarin Jaya Hari Ini Merana

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (12/9/2022) melemah melawan tiga dolar sekaligus. Padahal, Kamis kemarin dolar Amerika Serikat (AS), Singapura dan Australia sukses dilibas.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 13:15 WIB, rupiah melemah 0,23% melawan dolar AS ke Rp 14.930/US$, kemudian 0,21% melawan dolar Singapura di Rp 10.591/SG$, dan 0,24% melawan dolar Australia di Rp 10.003/AU$.
Sentimen pelaku pasar yang memburuk membuat rupiah terpuruk. Apalagi pada pekan depan akan ada pengumuman suku bunga bank sentral AS (The Fed) dan Bank Indonesia (BI). Sehingga, tekanan menjelang akhir pekan ini menjadi cukup besar.
Sentimen pelaku pasar yang memburuk terlihat dari jebloknya bursa saham dunia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan merosot hingga 1,7%. Padahal baru kemarin mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Tekanan bagi pasar finansial terjadi setelah rilis data inflasi Amerika Serikat yang masih tinggi.
Departemen Tenaga Kerja AS Selasa lalu melaporkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Agustus sebesar 8,3% year-on-year (yoy). Dengan demikian, inflasi di Amerika Serikat sudah menurun dalam 2 bulan beruntun.
Namun, rilis inflasi tersebut masih lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 8%.
Selain itu, inflasi inti, yang tidak masukkan sektor energi dan makanan justru naik 6,3% (yoy), lebih tinggi dari bulan Juli 5,9%.
Dengan inflasi yang masih tinggi, The Fed hampir pasti akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin bahkan ada kemungkinan sebesar 100 basis poin pekan depan.
Hal ini terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group, di mana pasar melihat probabilitas sebesar 67% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, dan probabilitas sebesar 33% untuk kenaikan 100 basis poin.
Suku bunga The Fed saat ini 2,25% - 2,5%, jika naik 100 basis poin akan menjadi 3,25% - 3,5%. Alhasil, risiko resesi di Amerika Serikat semakin meningkat, pasar finansial pun tertekan. Dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi buruan, rupiah pun jeblok.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
