Tunggu Kabar dari Washington, Rupiah Masih Bisa Menguat Tipis

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 December 2020 09:16
Penukaran Uang Kusam
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Kemarin, angka kematian akibat virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Negeri Adiaya mencapai 3.253 orang. Ini adalah rekor kematian harian tertinggi tertinggi sejak virus corona mewabah di AS. Kasus aktif juga menyentuh titik tertinggi yaitu sebanyak 106.219 pasien.

Penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan membuat banyak negara bagian memperketat kebijakan pembatasan sosial (social distancing). Misalnya di Negara Bagian Virginia, Gubernur Ralph Northam mulai memberlakukan jam malam. Warga dilarang keluar rumah pada pukul 00:00-05:00, berlaku sampai 31 Januari 2021.

"Kasus positif terus naik selama berminggu-minggu. Angkanya semakin tinggi hingga mencapai rekor," keluh Northam dalam sebuah jumpa pers, seperti dikutip dari Reuters.

Pengetatan pembatasan sosial diharapkan efektif untuk mempersempit ruang gerak virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu. Namun konsekuensinya sama sekali tidak enteng, aktivitas dan mobilitas masyarakat lumpuh sehingga ekonomi runtuh.

Oleh karena itu, kehadiran stimulus fiskal sangat dinantikan. Stimulus fiskal dapat menjadi perangsang agar produksi dan permintaan tetap berjalan di tengah kondisi yang serba susah seperti sekarang.

Namun karena nasib stimulus fiskal yang maju-mundur bolak-balik tidak jelas juntrungannya, pelaku pasar memilih menahan diri. Mungkin kalau sudah ada kabar yang lebih pasti, baru investor berani untuk bermain menyerang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular