
Komisaris & Direktur Grup Kresna Mundur, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisaris Independen dan Direktur PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), holding bisnis Grup Kresna, mengumumkan mengundurkan diri dari perseroan.
Hal ini berdasarkan informasi yang disampaikan Direktur Kresna Graha Investama, Dewi Kartini Laya melalui surat pada 8 Desember 2020 Nomor 078/KGI-Corsec/XII/2020.
"Dengan ini perseroan menyampaikan bahwa perseroan telah menerima surat pengunduran diri Robinson P. Simbolon, jabatan komisaris independen dan Sanverandy H Kusuma, jabatan direktur," tulis pengumuman tersebut, mengutip laman keterbukaan informasi, Kamis (10/12/2020).
Pengumuman ini, lanjut Dewi telah sesuai dengan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik dan POJK No.31/POJK.04/2015 tentang keterbukaan informasi atau fakta material oleh emiten atau perusahaan publik.
Belum diungkapkan alasan pengunduran diri keduanya ini, kendati Grup Kresna sebelumnya sempat didera persoalan gagal bayar PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life).
Situs resmi Kresna mencatat, Robinson P. Simbolon menjabat sebagai Komisaris Independen berdasarkan Keputusan RUPST pada 7 Mei 2019. Ia juga merangkap sebagai Komisaris Independen PT Sinarmas Multi Artha Tbk (SMMA), dan PT Apexindo Tbk (APEX). Sebelumnya Robinson menjabat Kepala Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum Bapepam-LK (kini OJK).
Sementara itu, Sanverandy H. Kusuma sebelumnya memegang posisi di berbagai perusahaan, seperti PT PG Asset Management, PT BDNI Capital Corporation Tbk, PT Bank Tiara Asia Tbk, PT Trimegah Securities Tbk, dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk.
CNBC Indonesia mencatat, sampai dengan 9 bulan pertama tahun ini, perseroan membukukan kerugian bersih sebesar Rp 266,61 miliar sampai dengan periode September 2020. Capaian tersebut berkebalikan dengan kinerja keuangan pada September tahun lalu dengan laba bersih Rp 167,6 miliar.
Dengan demikian, laba per saham dasar KREN menjadi minus 14,64 per saham dari sebelumya Rp 9,21 per saham.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan induk perusahaan Grup Kresna milik Michael Steven ini, pendapatan usaha pada akhir kuartal III tahun 2020 tercatat sebesar Rp 8,53 triliun atau naik 2,9% dibanding periode yang sama tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp8,289 triliun.
Secara rinci, pendapatan perseroan dikontribusi dari teknologi dan digital sebesar Rp 8,68 triliun, naik dari sebelumnya Rp 7,87 triliun. Sedangkan, dari pos keuangan dan investasi masih membukukan kerugian Rp 150,57 miliar dari sebelumnya memberikan andil pendapatan Rp 417,38 miliar.
Beban perseroan tercatat mengalami kenaikan sebesar 10,43% menjadi Rp 8,72 triliun dari Rp 7,89 triliun. Hal ini menyebabkan KREN membukukan rugi usaha pada akhir kuartal III 2020 sebesar Rp 189,25 miliar, atau turun 53,96 persen dibandingkan dengan akhir kuartal III 2019, yang mencatat laba usaha Rp 390,49 miliar.
KREN merupakan perusahaan publik berkantor pusat di Indonesia yang bergerak secara terintegrasi di dua sektor utama, yakni digital dan teknologi serta keuangan dan investasi. Anak usahanya yakni Kresna Sekuritas, Kresna Asset Management. Satu lagi perusahaan yang masuk Grup Kresna tapi bukan anak usaha KREN yakni Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gagal Bayar, Suspensi, hingga Digugat, Ada Apa dengan Kresna?
