Reli Berlanjut, Harga Batu Bara Rekor Tertinggi Sejak Januari

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 December 2020 09:20
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terus mencetak rekor terbarunya. Kini harga si batu legam itu sudah berhasil mencapai level tertinggi di sepanjang tahun 2020 melampui level tertinggi sebelumnya di bulan Januari.

Harga kontrak futures batu bara termal Newcastle ditutup melesat 2,04% ke US$ 77,35/ton. Ini menjadi harga penutupan tertinggi untuk tahun ini. Sebelumnya harga tertinggi untuk kontrak yang aktif ditransaksikan ini berada di US$ 77,15/ton pada 13 Januari lalu.

Pembatasan impor batu bara China dinilai sebagai salah satu faktor yang memicu melonjaknya harga komoditas energi fosil ini. Dengan pasokan ketat yang terjadi di China harga batu bara domestiknya melesat tinggi.

Bahkan pada 4 Desember lalu harga batu bara domestik China sudah mencapai RMB648/ton atau hampir US$ 100/ton. Boikot batu bara Australia oleh China membuat Negeri Tirai Bambu mencari alternatif pasokan batu bara dari produsen lain seperti Indonesia dan Afrika Selatan.

Hal ini membuat harga batu bara di kedua negara tersebut terangkat. Seperti di Indonesia misalnya harga batu bara acuan (HBA) bulan Desember mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$ 59,65/ton dari bulan sebelumnya di US$ 55,71/ton.

Kenaikan harga batu bara negara lain pada akhirnya juga berimbas pada peningkatan tajam harga batu bara Australia. Reuters melaporkan harga batu bara termal Indonesia berkalori 4.200 Kcal/Kg pada 4 Desember lalu mencapai US$ 33,42/ton dan menjadi level tertinggi sejak Maret.

Impor batu bara China dari pasar angkutan laut telah turun tajam dalam beberapa bulan terakhir, sebagian karena perselisihan dengan Australia, tetapi juga sebagai bagian dari upaya untuk membatasi impor tahunan.

Impor lintas laut pada November diperkirakan oleh Refinitiv hanya 9,26 juta ton, turun dari 10,15 juta pada Oktober dan tidak lebih dari sepertiga 25,92 juta ton pada Januari tahun ini.

Ketidaksenangan dengan Canberra dapat dilihat dari impor China dari Australia yang datang hanya 695.000 ton pada November, turun dari 2,25 juta pada Oktober dan hanya 7,3% dari 9,49 juta ton yang terlihat pada Januari, yang merupakan bulan terkuat tahun ini.

Tetapi China juga telah membeli lebih sedikit batu bara dari pemasok utamanya, Indonesia. Impor November dari negara Asia Tenggara itu mencapai 3,88 juta ton, naik dari 3,11 juta pada Oktober, tetapi jauh di bawah 11,96 juta pada Maret.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Tak Kapok Cetak Rekor, Harga Batu Bara Tembus US$ 61/Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular