Catat! Batu Bara Belum Mati, Harga To the Moon ke US$ 75,8

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 December 2020 13:12
Bongkar Muat Batu bara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara.
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jika ekspor batu bara Australia ke China sedang bermasalah, Indonesia justru kedatangan berkah. China akan membeli batu bara termal senilai US$ 1,467 miliar dari Indonesia tahun depan kata Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI).

Kesepakatan perdagangan tersebut ditandatangani antara APBI dan China Coal Transportation and Distribution pada hari Rabu (25/11/2020).

Penandatangan kesepakatan tersebut serta permintaan global yang sedang menanjak membuat harga batu bara acuan (HBA) di bulan Desember naik.

"Jepang, Korea Selatan dan India sedang gencar-gencarnya melakukan impor batubara dari Indonesia guna memenuhi kebutuhan industri domestik mereka. Ini menandakan pulihnya industri di negara-negara tersebut," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, seperti dikutip dari keterangan resmi kementerian, Rabu (02/12/2020).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menetapkan HBA pada Desember 2020 naik 7,07% menjadi US$ 59,65/ton dari US$ 55,71/ton pada November 2020.

Setelah merosot terus merosot sejak April, HBA akhirnya terus menanjak 2 bulan terakhir. Tercatat pada Oktober 2020 harga batu bara di angka US$ 51 per ton, naik dari bulan sebelumnya, September yang hanya menyentuh angka US$ 49,42 per ton.

"Secara menyeluruh, rata-rata HBA pada 2020 yaitu US$ 58,17 per ton," ujarnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular