Catat! Batu Bara Belum Mati, Harga To the Moon ke US$ 75,8

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 December 2020 13:12
Bongkar Muat Batu bara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara.
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara meroket di pekan ini, hingga menyentuh level tertinggi dalam 11 bulan terakhir. Vaksin virus corona (Covid-19) menjadi kunci melesatnya harga batu bara di pekan ini.

Sepanjang pekan ini, harga batu bara acuan ICE Newcastle melesat 7,55%, ke US$ 75,8 ton, berdasarkan data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 13 Januari lalu.

Meroketnya harga batu bara dimulai sejak bulan November ketika membukukan penguatan lebih dari 17%.

Vaksin yang dibuat oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) Pfizer dan Moderna, serta perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca yang diklaim efektif menanggulangi virus corona hingga 90% atau lebih tanpa efek samping yang serius. 

Vaksin dari Pfizer yang bekerjasama dengan BionTech bahkan sudah mendapat izin edar oleh regulator obat-obatan Inggris (MHRA). Harga batu bara pun semakin melesat.


Hal tersebut memicu ekspektasi hidup akan berangsur-angsur normal kembali, roda bisnis kembali berputar, perekonomian kembali bangkit dan permintaan baru bara diperkirakan akan meningkat.

Kenaikan demand juga sudah terlihat di bulan November lalu dari China dan India, dua negara importir terbesar.

Berdasarkan data Reuters, impor batu bara China pada November 2020 hingga pekan keempat adalah 17,72 juta ton. Melonjak nyaris 60% dibandingkan bulan sebelumnya.

Sementara impor batu bara India dalam periode yang sama adalah 19,38 juta ton. Naik 6,78% dibandingkan bulan sebelumnya. Impor batu bara Negeri Bollywood terus menanjak selepas semester I-2020 seiring pelonggaran karantina wilayah (lockdown).

Di tengah meningkatnya impor dari China, terselip kabar kurang sedap. Hubungan China dan Australia memburuk dipicu oleh dukungan Australia untuk menginvestigasi asal muasal wabah Covid-19. Alhasil China dikabarkan memboikot produk batu bara Australia sehingga pengiriman dari Negeri Kanguru ke Negeri Panda menjadi lebih rendah. China berdalih bahwa rendahnya impor dari Australia merupakan keputusan pribadi para konsumennya.

Melansir Reuters, China mengatakan impor batu bara dari Australia gagal memenuhi standard lingkungan yang ditetapkan menurut Kementerian Luar Negeri China sehingga puluhan pengiriman tertahan di pelabuhan.

"Dalam beberapa tahun terakhir, kebiasaan orang China melakukan penilaian pemantauan risiko terhadap keamanan dan kualitas batu bara impor, dan kami menemukan banyak batu bara impor gagal memenuhi standar lingkungan," kata juru bicara kementerian Zhao Lijian.

Halaman 2>>>

Jika ekspor batu bara Australia ke China sedang bermasalah, Indonesia justru kedatangan berkah. China akan membeli batu bara termal senilai US$ 1,467 miliar dari Indonesia tahun depan kata Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI).

Kesepakatan perdagangan tersebut ditandatangani antara APBI dan China Coal Transportation and Distribution pada hari Rabu (25/11/2020).

Penandatangan kesepakatan tersebut serta permintaan global yang sedang menanjak membuat harga batu bara acuan (HBA) di bulan Desember naik.

"Jepang, Korea Selatan dan India sedang gencar-gencarnya melakukan impor batubara dari Indonesia guna memenuhi kebutuhan industri domestik mereka. Ini menandakan pulihnya industri di negara-negara tersebut," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, seperti dikutip dari keterangan resmi kementerian, Rabu (02/12/2020).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menetapkan HBA pada Desember 2020 naik 7,07% menjadi US$ 59,65/ton dari US$ 55,71/ton pada November 2020.

Setelah merosot terus merosot sejak April, HBA akhirnya terus menanjak 2 bulan terakhir. Tercatat pada Oktober 2020 harga batu bara di angka US$ 51 per ton, naik dari bulan sebelumnya, September yang hanya menyentuh angka US$ 49,42 per ton.

"Secara menyeluruh, rata-rata HBA pada 2020 yaitu US$ 58,17 per ton," ujarnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meski Naik Tipis, Harga Batu Bara di Level Tertinggi 7 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular