Bursa Eropa Melemah Tipis di Tengah Ketakpastian Stimulus AS

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 December 2020 16:07
A monitor is pictured for the official share trading Siemens Healthineers start following an initial public offering  (IPO) at the trading floor of Frankfurt’s stock exchange in Frankfurt Germany, March 16, 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa dibuka variatif pada sesi awal perdagangan Kamis (3/12/2020), di tengah ketakpastian stimulus di Amerika Serikat (AS).

Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa cenderung bergerak menyamping di awal perdagangan, dengan indeks saham sektor perbankan melemah 0,7% sedangkan indeks saham sektor teknologi menguat 0,6%. Saham Rolls-Royce melesat 4,3% jadi pemimpin reli.

Setengah jam kemudian indeks Stoxx terkoreksi hanya sebesar 0,03 poin (-0,01%) ke 391,66. Indeks DAX Jerman turun 28,3 poin (-0,21%) ke 13.284,92 dan CAC Prancis melemah 13,4 poin (-0,24%) ke 5.569,61. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris naik 8,1 poin (+0,13%) ke 6.471,53.

Pasar Eropa mengikuti tren global yang juga bercampur manakala kontrak berjangka (futures) indeks saham AS cenderung flat. Di Eropa, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) akan menggelar konpers update pandemi dan persiapan vaksin.

Mayoritas indeks bursa Asia Pasifik tak banyak bergerak setelah investor sempat merespons positif data Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index) sektor jasa China per November versi Caixin/Markit yang di level 57,8, naik dari posisi Oktober 56,8. PMI di atas angka 50 menunjukkan ekspansi dan di bawah itu menunjukkan kontraksi.

Pada Rabu, Inggris menjadi negara pertama yang memberikan izin pemakaian darurat vaksin produksi Pfizer dan BioNTech. Regulator di AS dan Eropa juga segera membuat keputusan mengenai vaksin yang sama dan juga vaksin produksi Moderna.

Meski demikian, peredaran vaksin secara luas kemungkinan masih membutuhkan waktu beberapa bulan sementara krisis Covid-19 masih memukul AS yang saat ini menjadi rumah bagi 100.000 pasien Corona, menurut data Covid Tracking Project.

Sentimen positif sempat muncul dari Negeri Sam yang berencana mengesahkan paket stimulus senilai US$ 908 miliar, tetapi pimpinan Senat Mitch McConnell menolaknya. Investor masih berharap paket stimulus kedua bakal muncul.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Dibuka Melemah Ikuti Tren Bursa Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular