Investor Cari Aman, Harga SBN Naik di Tengah Lonjakan Corona

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
30 November 2020 17:50
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada Senin (30/11/2020) mayoritas ditutup menguat, setelah kenaikan kasus virus corona (Covid-19) di dalam negeri yang kembali mencatatkan rekor kenaikan.

Mayoritas SBN hari ini ramai dikoleksi oleh investor, kecuali SBN tenor 1 tahun dan 5 tahun yang hari ini cenderung dilepas oleh investor.

Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami penurunan yield, tetapi tidak untuk yield SBN tenor 1 tahun yang naik 13,1 basis poin ke level 3,928% dan yield SBN berjatuh tempo 5 tahun yang naik 0,3 basis poin ke 5,174%

Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 3 basis poin ke level 6,188% hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Harga SBN kembali menguat di tengah koreksi dalam pasar saham domestik setelah Indonesia kembali catatkan rekor kenaikan kasus positif virus Covid-19.

Sentimen negatif dari dalam negeri datang dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menunjukkan kekecewaannya lantaran penanganan Covid-19 di Indonesia bukan membaik, malah memburuk.

Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan topik pembahasan Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. "Ini semuanya memburuk semuanya," tegas Jokowi, Senin (30/11/2020).

Meskipun masih lebih baik dari angka dunia, tapi tren kasus baru justru naik dibandingkan rata-rata kasus aktif minggu lalu yang berada di 12,78%. "Tingkat kesembuhan juga sama. Minggu lalu 84,03%, sekarang 83,44%," katanya.

Sebagai informasi, kasus Covid-19 berkali-kali mencetak rekor selama November 2020. Hal ini sudah sepantasnya menjadi alarm tanda bahaya agar semua stakeholder, baik dari pemerintah sampai masyarakat untuk makin gencar menerapkan protokol kesehatan.

Dengan kenaikan kasus corona di Tanah Air, investor pun bermain aman dengan menghindari aset investasi berisiko tinggi seperti saham dan memburu obligasi yang memberikan keuntungan tetap dan memiliki risiko gagal bayar nol persen.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular