Ironi Lira Turki: Dicintai Asing, Dihindari Rakyat Sendiri!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 November 2020 15:55
Lira terhadap dollar as
Ilustrasi Lira Turki dan Dolar AS (REUTERS/Dado Ruvic)

Meski diborong asing, rakyat Turki sendiri malah seolah tidak percaya kepada mata uangnya. Pekan ini, rumah tangga dan korporasi di Negeri Kebab membeli mata uang keras (hard currency) seperti dolar AS, euro, poundsterling Inggris, franc Swiss, dolar Kanada, dan sebagainya senilai US$ 2,5 miliar. Berbagai mata uang tersebut memang sudah 'murah' karena penguatan lira yang begitu tajam.

Tidak hanya itu, orang-orang Turki juga memborong emas. Per akhir bulan lalu, TCMB mencatat kepemilkan valas dan emas di dalam negeri mencapai US$ 221,04 miliar. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah.

"Kami sudah meminta klien untuk berada di posisi beli (long) terhadap lira. Namun yang ada, warga lokal malah membeli emas dan valas sekitar US$ 4 miliar hanya dalam dua pekan," kata seorang wealth manager di Turki, seperti dikutip dari Reuters.

Salah satu penyebab minimnya kepercayaan rakyat Turki terhadap mata uangnya sendiri adalah inflasi yang gila-gilaan. Per Oktober 2020, inflasi Turki mencapai nyaris 12% year-on-year (YoY).

Inflasi yang tinggi berarti nilai uang menyusut. Uang yang bulan ini cukup untuk membeli beras 1 kg, bulan depan mungkin hanya bisa ditukar dengan 0,5 kg.

Adalah rakyat yang paling menderita karena inflasi, bukan investor di pasar keuangan. Rakyat yang membeli sembako untuk kebutuhan sehari-hari, untuk bertahan hidup,  tentu sangat merasakan dampak inflasi. Dompet dan saku rakyat bolong, dicopet oleh inflasi.

Bagi investor, inflasi adalah urusan cuan atau bocuan. Namun bagi rakyat, inflasi bisa menentukan hidup atau mati. 

Oleh karena itu,wajar rakyat Turki kurang percaya dengan mata uangnya. Dalam situasi seperti ini, lebih baik mengoleksi aset yang lebih bisa dipercaya yaitu valas dan emas.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular